Saturday, February 18, 2012

Presiden SBY Instruksikan Penambahan Produk Padi Nasional

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan semua kepala daerah di Indonesia memperhatikan produksi padi dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional.

"Kami mengimbau kepada para gubernur, wali kota, bupati di seluruh Indonesia untuk memberikan perhatian produksi padi dan sering-sering turun ke lapangan bertemu dengan petani. Sehingga mengetahui apa yang diperlukan oleh petani dan persoalannya," kata Presiden di sela panen raya di Desa Bener, Ngrampal, Sragen, Jawa Tengah, Jumat. 

Menurut Presiden, Menteri Pertanian Suswono telah melaporkan bahwa rata-rata produksi padi nasional mencapai 5,1 ton per hektare, sedangkan, di Sragen Jateng bisa mencapai tujuh hingga delapan ton per hektare.

Hasil produksi pangan di Jateng tersebut, kata Presiden, sangat baik, sehingga provinsi ini merupakan salah satu lumbung padi nasional. Presiden meminta agar kondisi itu tetap dijaga dan ditingkatkan ke depan.

Menurut Presiden, jika kepala daerah turun ke lapangan bersama petani, maka kebijakan yang dikeluarkan dan solusinya menjadi tepat. Kalau semua di negeri ini memiliki kepedulian dan perhatian serta kepemimpinan untuk meningkatkan produksi pangan, maka produksi padi Indonesia suatu saat bisa mencapai delapan ton per hektare.

Pemerintah terus memberikan perhatian kepada petani untuk memajukan pertanian dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional. Kalau penghasilan petani semakin baik, maka kesejahteraan masyarakat Indonesia juga semakin baik.

"Memang mayoritas rakyat Indonesia saat ini petani," katanya.

Oleh karena itu, Presiden berharap komunikasi, dialog, kerja sama antara kelompok-kelompok petani dengan pemerintah daerah, dunia usaha, dunia penelitian, dan pengembangan itu terus ditingkatkan.

Dengan demikian, lanjutnya, produksi padi semakin besar, tahan terhadap serangan hama, dan efisien penggunaan pupuk, sehingga produktivitasnya juga semakin tinggi.

Meskipun, dunia sekali-kali masih ada bencana sepertu dulu yang dialami pada 2004, 2005, dan 2006, namun di Indonesia iklimnya sekarang sudah bersahabat dan jangan disia-siakan anugerah ini.

"Indonesia betul-betul bercocok tanam, usaha pertanian yang baik," kata Presiden di depan para petani.

Presiden yakin meski dunia masih mengalami krisis, dan banyak negara yang jatuh, tetapi Indonesia dengan pertolongan Allah SWT dan kerja keras termasuk para petani, ekonomi negara ini selamat.

"Tujuan kamis bukan hanya ekonomi selamat atau tahan terhadap goncangan ekonomi global, kami ingin tahun demi tahun semakin meningkat perekonomian dan kesejahteraan serta penghasilan para petani," katanya.

Oleh karena itu, Presiden menginstruksikan sekali lagi kepada jajaran pemerintah daerah mulai dari gubernur, wali kota, bupati, camat dan kepala desa harus betul-betul bersama masyarakat.

Presiden melihat para kepala desa yang berbondong=bondong demo di Jakarta, tetapi alangkah baiknya mereka berbondong-bondong pergi ke sawah bertemu rakyat. Membangun apa yang diinginkan rakyat untuk memajukan desanya.

Dalam acara panen raya tersebut Presiden Yudhoyono didampingi oleh Ibu Ani Yudhoyono, Mensesneg Sudi Silalahi, Menpora Andi Mallarangeng, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Pangestu, Menteri Perdagangan Gita Irawan Wirjawan, Menteri Pertanian Suswono dan para staf khusus, serta Gubernur Jateng Bibit Waluyo.

No comments:

Post a Comment