Saturday, February 18, 2012

Penerimaan Pajak 2012 Tidak Akan Mencapai Target

Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan perkiraan penerimaan pajak akan terkoreksi turun dalam rencana APBN Perubahan yang segera diajukan pemerintah.

"Pos penerimaan itu yang kita lihat, penerimaan negara bukan pajak bisa dikoreksi naik, sedangkan untuk pajak mungkin akan ada sedikit koreksi turun," ujarnya di Jakarta, Jumat.

Menkeu memastikan selain pos penerimaan dan pengeluaran negara yang berubah, maka perkiraan asumsi makro terkait harga ICP minyak juga akan terkoreksi dalam APBN Perubahan.

Namun, menurut Menkeu Agus, pemerintah akan tetap mempertahankan defisit anggaran pada kisaran 1,5 persen hingga tiga persen seperti yang tercantum dalam UU APBN.

"Kita selama 10 tahun terakhir, defisit tidak pernah mencapai tiga persen. Itu akan dijaga terus," ujarnya. 

Pengaruhi penerimaan 

Sementara itu, Direktur Jenderal Pajak Fuad Rahmany menambahkan apabila ada potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi pada 2012, maka secara langsung akan mempengaruhi penerimaan negara melalui sektor pajak.

"Dengan sendirinya, kalau pertumbuhannya melambat itu dengan sendirinya (menurunkan penerimaan)," katanya.

Fuad memperkirakan penerimaan yang akan terkena dampak pelambatan pertumbuhan ekonomi adalah pemasukan bagi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penghasilan (PPh) Badan. 

Menurut dia, Direktorat Jenderal Pajak akan melakukan upaya ekstensifikasi agar dampak penurunan proyeksi pertumbuhan tidak terlalu berpengaruh kepada penerimaan pajak.

"Penerimaan pajak bisa tumbuh, bukan hanya dari pertumbuhan ekonomi. Itu juga bisa tumbuh dari bertambahnya orang yang membayar pajak, jadi saya arahnya akan kesana," kata Fuad.

ICP

Sebelumnya, Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan harga ICP minyak yang saat ini sedang melambung tinggi dan target produksi lifting yang tidak sesuai perkiraan, membuat pemerintah mempertimbangkan untuk mengubah asumsi makro dalam APBN.

Menurut dia, perubahan asumsi tersebut dapat membuat seluruh postur anggaran akan berubah.

"Terhadap asumsi-asumsi yang berubah tersebut tentu mengakibatkan postur yang bisa berubah, paling tidak kita melakukan untuk melihat kemungkinan suatu pembahasan terhadap APBN Perubahan," ujarnya.

Namun, dengan pasar domestik yang luas, Hatta mengatakan peluang pemerintah untuk mempertahankan asumsi pertumbuhan dalam APBN sebesar 6,7 persen masih tetap terjaga. 

"Kita bisa melakukan perluasan pasar domestik kita untuk mengisi dari koreksi tersebut, jadi saya mengatakan bahwa 6,7 persen masih tetap terbuka," katanya.

No comments:

Post a Comment