Meningkatnya kebutuhan akan minyak sawit dunia membuat prospek perusahaan-perusahaan di sektor perkebunan sawit semakin mengkilat.
Sebagai salah satu produsen utama minyak sawit dan telah mengelola area perkebunan 263.281 hektar total, termasuk inti dan plasma (petani) perkebunan di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi dengan rata-rata berusia 14 tahun memberikan peluang bagi PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) untuk meningkatkan kinerjanya tahun ini.
Sepanjang 2011, anak usaha Group Astra yang bergerak di bidang perkebunan ini membukukan laba bersih senilai Rp2,49 triliun atau tumbuh 18,57% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp2,10 triliun.
Kenaikan laba bersih ini ditopang oleh raihan pendapatan bersih menjadi Rp10,77 triliun dibanding 2010 yang tercatat sebesar Rp8,84 triliun.
Seiring dengan positifnya pendapatan, perseroan juga mengalami kenaikan beban pokok senilai Rp6,83 triliun dibanding periode 2010 yang mencapai Rp5,23 triliun.
Sementara hingga 31 Desember 2011, aset perseroan tercatat mencapai Rp10,20 triliun, meningkat 16,04% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp8,79 triliun.
Analis eTrading Securities Linda Lauwira mengatakan pertumbuhan kinerja pendapatan sebesar 22%, terutama didorong oleh meningkatnya pendapatan perkebunan wilayah Sulawesi sebesar 46% dibandingkan 2010.
Sementara itu, wilayah Sumatra masih memberikan kontribusi pendapatan terbesar, yaitu sebesar 43% dari total pendapatan perseroan.
“Selama 2011, volume penjualan CPO AALI mencapai 1,3 juta ton, meningkat sebesar 12,9% dibanding tahun 2010. Penyerapan ini didominasi oleh pasar lokal sebesar 95,3%, sedangkan ekspor mengalami penurunan dari 7,9% pada 2010 menjadi 4.7% pada 2011,” ujarnya.
Sementara untuk harga jual CPO mengalami peningkatan sebesar 7,8% dari Rp7.027/kg menjadi Rp7.576/kg.
Namun peningkatan beban perseroan berdampak pada penurunan margin laba sebelum pajak dari 34% pada 2010 menjadi 31% pada 2011.
Berdasarkan konsensus, analis merekomendasikan ‘Hold’ untuk saham emiten berkode saham AALI ini dengan target harga sebesar Rp23.600.
Pada penutupan perdagangan Senin, (27/2), saham ASII berada pada level Rp21.300 per saham, turun 0,7% atau sebesar Rp150.
No comments:
Post a Comment