Tingkat pengangguran Spanyol naik di atas 20% untuk pertama kalinya dalam tempo lebih dari satu dekade. Dampaknya, niatan Perdana Menteri Spanyol, Jose Luis Rodriguez Zapatero memotong defisit anggaran, batal dilakukan.
Hari ini, Biro Statisik Nasional di Madrid menyatakan tingkat pengangguran naik menjadi 20,1 % sepanjang kuartal I dari 18,8 % pada kuartal sebelumnya (QoQ).
Angka pengangguran tersebut jauh di atas estimasi 10 ekonom yang disurvei Bloomberg, yang mematok pada kisaran 19.8 %.
Tingkat pengangguran di Spanyol merupakan angka tertinggi di kawasan Eropa dan dua kali lipat dari rata-rata angka pengangguran di Uni Eropa, berdasar data statistik Uni Eropa.
Dalam dua pekan terakhir, muncul kekhawatiran negara-negara Eropa pada kemampuan Spanyol untuk menekan angka defisitnya. Hasilnya, Standard & Poor's memangkas rating kredit Spanyol pada 28 April kemarin. Apalagi, disinyalir pemerintah Spanyol bakal menambah belanja negara bagi pengangguran jangka panjang.
"Skenario pemerintah lebih optimis dari apa yang terlihat, sehingga biaya kesejahteraan untuk para penganggur akan menjadi lebih tinggi," ujar Jesus Castillo, ekonom di Natixis,Paris. Castillo menilai bila pemerintah tidak mengambil langkah-langkah baru, maka target defisit sebesar 3% tidak bakal terpenuhi.
S&P juga memprediksi angka pengangguran Spanyol mencapai 21% hingga akhir tahun 2010. Sedangkan ekonomi Spanyol diramal bakal bertumbuh rata-rata 0.7% saban tahunnya hingga 2016.
No comments:
Post a Comment