Realisasi investasi di Indonesia sepanjang triwulan I tahun 2010 meningkat tajam. Peningkatan ini menunjukkan tingginya minat investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia dan berdampak signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja.
Namun, wilayah yang menjadi konsentrasi investasi masih Pulau Jawa.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Gita Wirjawan saat konferensi pers, Minggu (2/5), mengatakan, sepanjang tiga bulan pertama 2010, realisasi investasi di Indonesia tercatat Rp 42,1 triliun, meningkat 24,6 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2009 sebesar Rp 33,8 triliun.
Nilai investasi sebesar itu diperoleh dari laporan kegiatan penanaman modal yang memuat realisasi investasi di luar investasi sektor minyak dan gas bumi, perbankan, lembaga keuangan nonbank, sewa guna usaha, investasi yang perizinannya dikeluarkan oleh instansi teknis, serta investasi portofolio, rumah tangga, dan pasar modal.
Realisasi investasi sebesar Rp 42,1 triliun di atas, lanjut Gita, merupakan nilai investasi atas 574 proyek yang terdiri dari investasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) Rp 6,7 triliun (150 proyek) dan investasi penanaman modal asing (PMA) Rp 35,4 triliun (424 proyek).
Investasi PMDN telah menyerap tenaga kerja hampir 46.000 orang dan investasi PMA menyerap tenaga kerja hampir 78.000 orang.
Khusus untuk PMA, negara yang paling banyak merealisasikan investasinya di Indonesia adalah Singapura sebesar 676,8 juta dollar AS (62 proyek), Mauritius sebesar 446,6 juta dollar AS (2 proyek), AS sebesar 436,9 juta dollar AS (12 proyek), Inggris sebesar 214 juta dollar AS (19 proyek), dan Australia sebesar 186,4 juta dollar AS (14 proyek).
Adapun investasi yang menonjol berdasarkan sektor usaha, baik untuk PMDN maupun PMA, adalah di transportasi, gudang, komunikasi, dan pertambangan.
Berdasarkan lokasi proyek, investasi masih terkonsentrasi di Indonesia bagian barat, khususnya Pulau Jawa, seperti Provinsi DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Timur.
Di Indonesia bagian timur, sepanjang triwulan I tahun 2010 realisasi investasi hanya terdapat di Papua, yaitu sebanyak lima proyek senilai Rp 167 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,5 triliun.
Gita mengakui, realisasi investasi di Indonesia bagian timur masih sangat kecil dan timpang dibandingkan dengan investasi di Indonesia bagian barat. Hal ini antara lain disebabkan minimnya infrastruktur di Indonesia bagian timur, seperti akses jalan dan ketersediaan energi yang terbatas.
Menurut Gita, untuk meningkatkan realisasi investasi di Indonesia bagian timur, dibutuhkan semacam insentif bagi investor, yaitu berupa pembebasan pajak atau tax holiday selama kurun waktu tertentu.
”Kami juga mengajak investor agar tidak hanya investasi di sumber daya alam, tetapi juga di bidang lain yang bisa menghasilkan nilai tambah. Jangan hanya ambil bauksitnya saja, tetapi juga bangun smellter-nya. Jangan hanya ambil kakaonya saja, tetapi bangun pabrik cokelatnya. Jangan hanya ambil batu baranya saja, tetapi bangunlah PLTU- nya,” kata Gita. Anggota kabinet terkait, termasuk Menteri Keuangan Sri Mulyani, sepaham dengan pemberian tax holiday.
Sebelumnya, Gubernur Papua Barnabas Suebu mengatakan, Indonesia bagian timur membutuhkan investor yang tidak hanya tertarik pada kekayaan sumber daya alamnya
No comments:
Post a Comment