Saturday, May 8, 2010

Pelaku Pasar Berlebihan Soal Sri Mulyani

Indeks harga saham dalam negeri terus mengalami tekanan hebat menyusul pengunduran diri Sri Mulyani Indrawati sebagai Menteri Keuangan serta tingginya kekhawatiran investor global terhadap krisis keuangan di Yunani, Portugal, dan beberapa negara lainnya di Eropa.

Pelaku pasar dinilai memberikan reaksi yang berlebihan atas pengunduran diri Sri Mulyani sehingga jika indeks saham masih terus merosot adalah kesempatan bagi investor mengakumulasi saham-saham pilihan.

Pada perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Kamis (6/5), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 35,6 poin atau 1,25 persen menjadi 2.810. Indeks LQ-45 merosot 1,35 persen ke level 540,8 dan Indeks Kompas100 turun 1,23 persen menjadi 675,9. Nilai tukar rupiah juga melemah signifikan, dari Rp 9.110 pada penutupan hari Rabu menjadi Rp 9.205 per dollar AS.

Penurunan indeks harga saham dalam negeri dan nilai tukar rupiah ini masih dipengaruhi kepanikan investor terhadap pengunduran diri Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan. Sri Mulyani per 1 Juni mendatang akan menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia.

Di samping itu, investor kembali melakukan aksi jual juga dipengaruhi krisis keuangan di Yunani yang belum menunjukkan tanda-tanda akan teratasi baik. Pengumuman dari sejumlah lembaga pemeringkat internasional yang akan menurunkan peringkat utang Portugal juga menambah kekhawatiran investor.

Pengamat ekonomi dan pasar modal Ferry Latuhihin menilai pelaku pasar bereaksi secara berlebihan dalam menyikapi pengunduran diri Sri Mulyani. Reaksi yang berlebihan ini kemungkinan masih akan menekan indeks harga saham dalam negeri. ”Kalau IHSG sampai menyentuh level 2.750, ini kesempatan beli bagi investor,” kata Ferry.

Ferry optimistis ke depan IHSG akan kembali menguat dan menembus level 3.000, bahkan hingga akhir tahun diperkirakan dapat menembus 3.300. Hal ini didasari tingginya kemungkinan bahwa Bank Sentral Eropa akan menalangi utang Yunani serta beberapa negara di Eropa yang mengalami krisis keuangan. Selain itu, perekonomian Indonesia secara makro cukup baik, akan terus mengalami pertumbuhan yang tinggi. Indonesia salah satu negara tujuan investasi di Asia, di samping China dan India.

Hal senada disampaikan analis senior Samuel Sekuritas Indonesia, Muhammad Alfatih. Menurut dia, peluang IHSG akan menyentuh level 3.000 dalam waktu satu sampai dua minggu ke depan masih terbuka lebar. Syaratnya, IHSG jangan sampai menyentuh level di bawah 2.800. ”Kalau tidak sampai di bawah 2.800, dari sisi analis teknikal, peluang ke 3.000 masih cukup kuat,” kata Alfatih.

Analis Reliance Securities, Deo Rawendra, menyatakan, sentimen negatif terhadap pengunduran diri Sri Mulyani hanya bersifat sementara. Menurut dia, dalam waktu satu sampai dua minggu ke depan, pengaruh itu sudah hilang dan IHSG dapat segera menembus level 3.000.

”Tapi, ini sangat tergantung dari apakah Menteri Keuangan yang baru cukup kredibel dan bisa diterima pasar. Selain itu, faktor regional dan global juga tetap memengaruhi,” kata Deo.

Perdagangan saham kemarin berlangsung cukup marak dengan nilai transaksi Rp 6,19 triliun. Dari 198 saham yang diperdagangkan, 148 saham turun, 72 saham naik, dan 78 saham tetap harganya. Investor asing masih terus melakukan aksi jual cukup besar dengan total penjualan bersih sebesar Rp 862 miliar.

No comments:

Post a Comment