Perekonomian Indonesia pada triwulan I-2010 tumbuh 5,7 persen dibanding triwulan I-2009. Dengan pertumbuhan itu, Badan Pusat Statistik optimistis nominal produk domestik bruto pada akhir tahun 2010 akan melampaui asumsi pemerintah sebesar Rp 6.254 triliun.
”Kami yakin nominal PDB (produk domestik bruto) pada akhir tahun bisa mencapai Rp 6.300 triliun bahkan hingga Rp 6.400 triliun. Karena ada pola kenaikan pada triwulan II, III, dan IV. Jadi asumsi DPR dan pemerintah pada APBN Perubahan 2010 itu masih pesimis,” ungkap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan di Jakarta, Senin (10/5).
BPS mencatat, nominal PDB atau total transaksi yang terjadi di seluruh perekonomian Indonesia pada triwulan I-2010 adalah Rp 1.498,7 triliun atas dasar harga berlaku saat ini. Namun, jika dasar penghitungannya harga yang berlaku tahun 2000, nominal PDB-nya menjadi Rp 558,1 triliun.
”Dengan demikian, ada selisih antara Rp 1.498,7 triliun dan Rp 558,1 triliun. Itu gambaran kenaikan harga dalam sepuluh tahun terakhir ini, sekaligus menunjukkan laju inflasi dalam sepuluh tahun itu,” tuturnya.
Perekonomian Indonesia juga dilaporkan tumbuh 1,9 persen dibandingkan dengan triwulan terakhir 2009. Faktor pendorong utama ialah sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang tumbuh 9,3 persen. Ini jarang terjadi karena biasanya pendorong utama perekonomian adalah sektor pertanian. Kali ini sektor pertanian tumbuh 2,9 persen.
Terlewatinya sektor pertanian sebagai kontributor utama pertumbuhan disebabkan berubahnya musim tanam tahun 2010. Dibandingkan dengan triwulan I-2009, panen raya terjadi hingga Maret 2009. Tahun ini, panen raya masih terbagi dan tertunda hingga April dan Mei 2010.
Dari sisi penggunaannya, perekonomian triwulan I-2010 didorong kenaikan ekspor 19,6 persen dibandingkan dengan triwulan I-2009, lalu sektor konsumsi rumah tangga naik 3,9 persen, dan investasi tumbuh 7,9 persen. Bahkan di sisi impor ada pertumbuhan 22,6 persen dan menjadi indikator mengalir derasnya barang modal ke Indonesia.
”Satu-satunya kontributor yang mengalami penurunan adalah konsumsi pemerintah. Ini menunjukkan pencairan anggaran triwulan I-2010 belum mengalami perbaikan,” tutur Rusman.
Pertumbuhan ekonomi pun dilaporkan belum merata karena 57,8 persen dari total PDB disumbangkan oleh aktivitas ekonomi di Pulau Jawa. BPS meyakini, dominasi Jawa tetap akan terjadi dalam jangka panjang, yakni 20-30 tahun ke depan.
Setelah Jawa, kontributor perekonomian lainnya bersumber dari Pulau Sumatera, yakni 23,6 persen. Sisanya terbagi di Kalimantan 9,5 persen, Bali dan Nusa Tenggara 2,8 persen, Sulawesi 4,4 persen, serta Maluku dan Papua 1,9 persen.
”Kontribusi PDB dari Kalimantan dan daerah lain cenderung stabil. Kalimantan turun kontribusinya disebabkan ada masalah pada industri kayu yang memang dilarang ekspor,” tutur Rusman.
Kondisi perekonomian yang semakin tumbuh membuat pelaku usaha dan konsumen merasa optimistis pada percepatan ekonomi pada triwulan II-2010. Ini ditunjukkan dengan indeks tendensi bisnis (ITB) untuk triwulan II-2010 mencapai 107,62 atau naik dibanding ITB triwulan I-2010, yakni 103,41.
Indeks tendensi konsumen (ITK) triwulan II-2010 juga naik dari 102,58 pada triwulan I-2010 menjadi 106,49
No comments:
Post a Comment