Saturday, May 1, 2010

Harga Emas Naik Terus Menerus

Harga emas semakin berkilau. Selama empat hari berturut-turut, harga emas terus menanjak. Berdasarkan data Bloomberg, pada Rabu (28/4) pukul 10.27 WIB, harga emas untuk pengiriman Juni 2010 di divisi Comex, New York Mercantile Exchange (Nymex) terus naik ke posisi US$ 1.165,8 per ons troi.

Harga emas ini sudah naik 1,05% sejak akhir pekan lalu di posisi US$ 1.153,7 per ons troi. Kenaikan harga emas yang cukup tajam ini terjadi karena investor mencari tempat parkir yang aman untuk dana mereka setelah Standard & Poor's (S&P) menurunkan peringkat utang Yunani dan Portugal.

Mengutip Reuters, S&P menurunkan peringkat Yunani tiga level di bawah ke posisi BB+ karena kekhawatiran atas kemampuan Yunani untuk mengimplementasikan reformasi yang diperlukan untuk menyelesaikan utangnya.

S&P juga menurunkan peringkat utang Portugis menjadi A-. S&P khawatir akan kemampuan Portugal untuk membayar utang yang tinggi di saat profil ekonomi negara Eropa tersebut lemah.

Kenaikan harga kontrak emas di pasar internasional ternyata tak mampu mengangkat harga emas batangan di pasar domestik. Kemarin (23/10), harga emas batangan di unit Logam Mulia, PT Aneka Tambang Tbk, turun 0,3% menuju Rp 335.000 per gram.

Martono, Manager Pemasaran Logam Mulia, bilang, pasca perayaan Tahun Baru China pada Februari lalu, permintaan emas batangan cenderung menurun. Dus, harganya pun kian menyusut. "Dalam jangka pendek, tren harga emas batangan masih akan menurun dan bisa menembus Rp 300.000 per gram," kata dia, kemarin.

Kepala Divisi Pengembangan Bisnis dan Produk Monex Investindo, Apelles R.T. Kawengian, menyarankan kepada investor jangka panjan, tak ada salahnya masuk ke emas batangan di saat harganya terkoreksi. Sebab, "Dalam jangka panjang harga emas selalu meningkat," tuturnya. Tapi, hingga semester satu ini, harga emas batangan diprediksi belum bisa menembus Rp 385.000 per gram.

Harga emas semakin berkilau. Pada Jumat (9/4) lalu, harga emas untuk pengiriman Juni 2010 di Divisi Comex, New York Mercantile Exchange (NYMEX), naik 0,78% menjadi US$ 1.161,9 per ons troi. Ini merupakan harga tertinggi emas dalam tiga bulan terakhir.

Tren kenaikan harga emas terjadi sejak akhir Maret lalu. Analis Indosukses Futures, Herry Setyawan, bilang, saat ini pasar masih melihat ada ketidakpastian ekonomi, terutama di kawasan Eropa. Selain itu, suku bunga yang relatif rendah dan harga saham yang kian mahal di pasaran membuat investor menyisihkan aset mereka ke emas. "Selama pekan ini harga emas masih akan konsolidasi di kisaran US$ 1.130-US$ 1.170 per ons troi," katanya, kemarin.

Pergerakan harga logam mulia ini juga selalu bertentangan dengan laju nilai tukar dollar Amerika Serikat (AS). Pada pekan lalu, indeks dollar AS, yang mencerminkan nilai tukar mata uang itu terhadap valuta utama dunia, terperosok 0,54% ke posisi 81,09.
Nilai tukar dollar AS turun terhadap mata uang euro ke posisi US$ 1,35 dibanding hari sebelumnya sebesar US$ 1,3361. Dollar AS juga turun terhadap mata uang Inggris. Akhir pekan lalu, nilai tukar dollar ditutup di posisi US$ 1,5370 per poundsterling dibanding hari sebelumnya US$ 1,5280 per poundsterling.

Stephen Platt, analis Archer Financial Services di Chicago, menilai, ketika investor merasa tak nyaman dengan mata uang domestik, mereka akan membeli logam mulia sebagai safe haven. "Kenaikan harga emas mecerminkan aliran dana keluar dari paper assets," kata dia kepada Bloomberg, akhir pekan lalu.

Emas batangan naik

Kenaikan harga emas internasional ini ikut memanaskan harga emas batangan di pasar domestik. Sebab, harga emas dalam negeri berpatokan pada harga emas internasional. Jumat lalu, harga emas batangan di Divisi Logam Mulia PT Aneka Tambang Tbk senilai Rp 343.000 per gram. Ini naik 1,78% dari sehari sebelumnya di level Rp 341.000 per gram.

Meski naik, harga emas batangan belum menyentuh level tertinggi 2010 di posisi Rp 353.000 per gram. Dalam setahun ini, Herry memperkirakan, harga emas batangan berada di kisaran Rp 325.000 -Rp 400.000 per gram. "Mungkin permintaan emas domestik dalam satu hingga dua bulan lagi akan turun karena tahun ajaran baru," imbuhnya.

Pelaku pasar dalam negeri akan memburu lagi emas jika harganya melandai. "Saat ini pasar emas dalam negeri tertahan nilai tukar rupiah yang menguat," kata Herry. Jika rupiah Rp 12.000 per dollar AS seperti ketika kuartal I tahun lalu, maka harga emas domestik bisa jauh lebih mahal dari posisi sekarang.

Sebelumnya, Manajer Divisi Syariah Pegadaian Rudy Kurniawan juga memperkirakan hal serupa. Ia melihat harga emas domestik bisa mencapai angka tertinggi Rp 380.000 per gram yang tercapai 2009. Kalau awal semester dua 2010 harga ini tercapai, harga emas batangan bisa menembus Rp 400.000 per gram.

Harga emas mengkilap lagi. Sampai pukul 15.45 WIB kemarin (23/3), harga emas untuk pengiriman April 2010 di Divisi Comex, New York Mercantile Exchange, Amerika Serikat (AS), naik 0,4% menuju US$ 1.104,3 per ons troi.

Kepala Divisi Pengembangan Bisnis dan Produk Monex Investindo, Apelles R.T. Kawengian, berpendapat, meskipun harga emas mulai menguat, dalam jangka pendek laju harga logam mulia ini bakal tersendat. Ada sejumlah faktor yang berpotensi menahan harga emas. Pertama, keberhasilan Presiden AS Barack Obama menggolkan program kesehatan. Ini akan berefek positif ke pasar saham, khususnya harga saham sektor farmasi.

Investor tentu akan memanfaatkan peluang ini untuk keluar dari instrumen safe haven seperti emas ke instrumen investasi yang lebih berisiko. "Banyak investor yang menjual emas untuk masuk pasar saham," ujar Apelles kepada KONTAN, kemarin (23/3).

Faktor kedua, keputusan bank sentral India mengerek suku bunga mendorong investor menyimpan uangnya pada instrumen yang terkait bunga. "Bagi investor yang hidup dari fluktuasi harga, pasti akan berpaling dari emas," tambah Analis Indosukses Futures, Herry Setyawan. Selain menyasar saham, kenaikan bunga memicu investor mengejar imbal hasil (yield) dari pasar obligasi atau pasar uang.

Analis Valbury Asia Futures, Rekhmen Abadi, melihat setelah emas mengalami koreksi selama tiga minggu terakhir, belum ada tanda-tanda harga emas akan naik cepat. "Permintaan safe haven khususnya emas tak banyak, investor berpindah ke aset-aset berisiko," ujarnya.

Oleh sebab itu, Rekhmen memprediksi, saat ini pergerakan harga emas masih cenderung searah dengan dollar AS. Kedua instrumen ini akan mendapat keuntungan dari sentimen negatif global, utamanya Eropa. "Emas juga bisa tertekan seiring potensi pengetatan kebijakan moneter China di tengah lonjakan ekonomi dan inflasi belakangan ini," ujarnya.

Tekanan beli

Para analis memperkirakan, dalam sepekan ke depan, harga emas masih akan tertekan meski tak terkoreksi dalam. Hingga akhir semester satu ini, Apelles menebak harga emas bergerak di level US$ 1.070-US$ 1.120 per ons troi.

Kalkulasi, Rekhmen, emas masih akan diperdagangkan di rentang harga US$ 1.090-US$ 1.096 per ons troi. Sedangkan Herry meramal, harga emas di kisaran US$ 1.075-US$ 1.080 per ons troi hingga sepekan ke depan. Pasalnya, dengan kondisi seperti ini, masih banyak investor yang akan melakukan ambil untung atau profit taking. Dus, dia melihat harga emas hingga akhir Semester I-2010 akan cenderung turun di level US$ 1.075-US$ 1.175 per ons troi.

"Dalam jangka pendek, lebih baik jangan masuk dulu karena masih ada kemungkinan harga emas akan terkoreksi," kata Apelles. Saat ini, pasar juga berekspektasi sejumlah negara akan menaikkan suku bunga acuannya. "Sekarang banyak yang memperkirakan inflasi akan merangkak naik. Artinya, peluang bunga untuk stabil akan lebih sulit," tuturnya.

No comments:

Post a Comment