Thursday, November 2, 2017

Kisah Golden Truly : From Hero to Zero

Bagi Anda yang sudah menghuni Jakarta sejak era 1990-an, mungkin tak asing dengan Mal Golden Truly. Kala itu, Golden Truly bisa ditemui di Fatmawati, Sudirman, Tendean, Gunung Sahari, Depok, serta Blok M.  Golden Truly pun sempat menjadi salah satu primadona tempat berbelanja maupun hiburan bagi warga Jakarta. Namun, sejak beberapa tahun terakhir, pamornya tergerus oleh Grand Indonesia, Senayan City, Kota Kasblanka, dan beragam mal lainnya yang menggempur ibukota.

Satu per satu gerai Golden Truly pun ditutup. Terakhir, Golden Truly baru saja menutup gerainya di Depok, kendati di sisi lain baru membuka gerai Truly premium di Tanggerang. Padahal, gerai tersebut baru di buka pada 2010 dengan menggunakan dana dari penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) eks induk usahanya, PT Golden Retailindo Tbk (GOLD).

GOLD kini bersulih nama menjadi PT Visi Telekomunikasi setelah melepas kepemilikannya pada Golden Truly dan mengubah portofolio bisnisnya ke sektor infrastruktur. Kondisi keuangan Golden Truly yang merugi menjadi alasan GOLD melepas mal dan departement store tersebut.

Mencoba menelusuri satu-satunya gerai Golden Truly yang tersisa di Jakarta, tepatnya di kawasan Gunung Sahari. Dari luar, mal tersebut terlihat sudah di makan usia, tak banyak perubahan berarti yang dilakukan pengelola. Namun, pengelola baru saja melakukan renovasi di dalam gedung, khususnya pada gerai Departement Store.

Kendati hanya terdiri dari beberapa lantai, mal ini cukup lengkap. Selain ada departement store yang dikelolanya sendiri, juga terdapat supermarket, tempat bermain, dan beberapa restoran yang cukup terkenal.  Barang-barang yang di jual di departement store-nya juga sebenarnya cukup beragam. Namun, keragaman tersebut, nyatanya tak banyak menarik minat pengunjung untuk singgah.

Suasana di Mal Gunung Sari pada Selasa sore ketika berkunjung tak terlalu ramai. Keramaian hanya terlihat di food court dan supermarket. Sementara itu, pengunjung departement store terbilang sepi, bahkan pengunjung di satu lantai department store dapat dhitung dengan jari.

"Memang baru direnovasi belum lama ini," ujar salah satu petugas mal yang enggan disebut namanya .  Petugas tersebut membantah kemungkinan akan ditutupnya mal tersebut. Penutupan gerai, menurut dia, hanya dilakukan di Departemen Store Golden Truly yang berlokasi di Depok.  Kendati demikian, ia mengaku sehari-hari, kondisi mal yang berlokasi di Gunung Sahari tersebut memang tak terlalu ramai. Oleh karena itu, pengelola pun rajin menawarkan diskon hampir di setiap akhir bulan.  "Memang di sini, rutin kami adakan diskon di akhir bulan," jelasnya.

Devi, salah satu pengunjung Mal Golden Truly mengaku sering berkunjung, karena lokasi tempat tinggalnya yang tak jauh dari mal tersebut. Kendati sering berkunjung, ia mengaku tak mendengar adanya penutupan Golden Truly di lokasi lain. Namun, diakui devi, hampir setiap hari mal tersebut sepi, bahkan di hari libur sekalipun.

"Saya sering ke sini karena memang dekat dari kos-kosan, Sabtu-Minggu juga sering ke sini. Kondisi sama saja sih, sepi-sepi juga, nggak banyak berbeda dengan hari biasa," ujar Devi. Indah, pengunjung lainnya juga mengaku mengunjungi Golden Truly karena lokasi mal yang tak jauh dari tempat tinggalnya. Sama seperti Devi, ia pun melihat selama ini mal tersebut relatif sepi dibandingkan mal-mal lainnya.

"Ke sini karena dekat dari rumah, mau cari tas. Sepi (pengunjung) di sini, tapi barangnya sebenarnya lumayan lengkap. Mudah-mudahan sih nggak ikut tutup seperti yang lain," ungkapnya
Awan gelap masih menyelimuti bisnis ritel Tanah Air. Setelah 7-Eleven dan Lotus Department Store yang menyetop seluruh operasionalnya, serta Ramayana dan Matahari yang mengurangi jumlah gerainya, kini giliran Golden Truly Mall & Department Store.

Memang, tak banyak yang menyadari kalau tempat perbelanjaan yang melejit pada 1990-an itu semakin sulit ditemui. Dulu, Golden Truly bisa ditemui di Fatmawati, Sudirman, Tendean, Gunung Sahari, Depok, serta Blok M. Kini, berdasarkan hasil penelusuran melalui instagram @goldentrulydisebutkan bahwa tersisa hanya di Gunung Sahari dan Mall Batam City Square (BCS).

“Setahu saya, dulu banyak ya. Tetapi, sekarang sisa dua. Kalau yang di Depok baru tutup bulan kemarin,” ujar layanan pelanggan @goldentruly melalui sambungan telpon, Senin (30/10). Meski demikian, layanan pelanggan @goldentruly menyebut, manajemen akan membuka cabang baru di kawasan Bumi Serpong Damai (BSD). “Untuk di Serpong belum jelas kapan bukanya, baru mau dibuka,” imbuhnya.

Berdasarkan keterbukaan informasi, manajemen Golden Truly tidak lagi dibawahi emiten PT Golden Retailindo Tbk (GOLD) yang kini bersulih nama menjadi PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk.

Sejak 1995 silam hingga 2016 lalu, perseroan bergerak di bidang perdagangan ritel dan pengelola ruang usaha komersial. Pada 25 Juni 2010, perseroan melakukan proses penawaran umum saham perdana (IPO) dan resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 7 Juli 2010. Laporan keuangan perseroan pada kuartal I 2016 melansir, kegiatan usaha perseroan masih dalam perdagangan ritel dan pengelolaan mall Golden Truly. Bisnisnya meliputi pengoperasian department store, dan pengelolaan ruang sewa komersial untuk supermarket, food court, dan restoran.

Namun, pada laporan resmi 26 Mei 2016, perseroan mengambilalih saham PT Permata Karya Perdana (PKP) senilai Rp140 miliar. PKP merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang sarana infrastruktur yang merambah hingga Pulau Jawa, Bali, dan Sumatra. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan pada kuartal I 2016, kegiatan utama usaha perusahaan masih dalam perdagangan ritel dan pengelolaan mall bernama Golden Truly. Bisnisnya meliputi pengoperasian department store, pengelolaan ruang sewa komersial untuk supermarket, food court, dan restoran.

Namun, pada 26 Mei 2016 perusahaan mengambilalih saham PT Permata Karya Perdana (PKP) dengan nilai investasi Rp140 miliar. PKP merupakan perusahaan yang bergerak di bidang sarana infrastruktur telekomunikasi yang mendirikan dan mengoperasikan menara dan micro cell, yang nantinya akan disewakan kepada perusahaan operator telekomunikasi. Proses sewa-menyewa ini umumnya menggunakan perjanjian jangka panjang. Menurut laman resmi Visi Telekomunikasi Infrastruktur, kini perusahaan telah merambah hingga Pulau Jawa, Bali, dan Sumatra.

Sejak perseroan mengakuisisi PKP, maka secara resmi manajemen mengalihkan kegiatan bisnisnya sesuai dengan fokus utama pergerakan bisnis dari PKP sendiri, yaitu penyediaan infrastruktur telekomunikasi. Sementara itu, dalam surat penjelasan manajemen kepada BEI pada 25 Oktober 2016, dituliskan jika terdapat penerimaan kas dalam laporan keuangan Juni 2016 sebesar Rp4,8 miliar atas penjualan seluruh saham PT Golden Anugerah Sejahtera yang dimiliki perusahaan sebesar Rp2,7 miliar, kemudian penjualan seluruh saham PT Golden Prima Retailindo yang dimiliki perusahaan sebesar Rp1,5 miliar.

Adapun, pendapatan perusahaan melejit setelah beralih pada bisnis infrastruktur telekomunikasi. Hal ini tercermin pada laporan keuangannya di semester I 2017, di mana pendapatan perusahaan lompat 790,36 persen menjadi Rp12,01 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,34 miliar. Namun, perusahaan masih membukukan rugi bersih sebesar Rp3,01 miliar pada enam bulan pertama tahun ini. Kerugian ini meningkat 80,58 persen dari sebelumnya Rp1,66 miliar.

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD), eks PT Golden Retailindo mengungkapkan, manajemen melepas kepemilikan saham Golden Truly Department Store lantaran pusat perbelanjaan era 1990-an itu terus mencatat kerugian. GOLD kemudian mengubah portofolio bisnisnya menjadi penyedia infrastruktur telekomunikasi. Sementara, Golden Truly dibawahi oleh PT Golden Anugerah Sejahtera (GAS) dan PT Golden Prima Retailindo yang merupakan anak usaha GOLD.

“Dalam laporan audit 2017 terdapat informasi mengenai divestasi di PT GAS,” ujar Direktur Keuangan Visi Telekomunikasi Riady Nata. Keterangan penjualan anak usahanya itu juga disampaikan manajemen ke Bursa Efek Indonesia (BEI) dan tercermin lewat pengeluaran kas dalam laporan keuangan perusahaan per Juni 2016.

Dalam hal ini, perseroan menjual seluruh kepemilikannya di GAS sebesar Rp2,7 miliar. Penjualan juga dilakukan tehadap saham PT Golden Prima Retailindo yang dimiliki perseroan sebesar Rp1,5 miliar. "Bisnis lama perusahaan sudah resmi dilepas pada paruh pertama tahun lalu. Untuk outlet (gerai) Golden Truly di luar Jakarta, itu berada dibawah Golden Anugerah Sejahtera," terang dia.

Lebih lanjut ia menjelaskan, saat masih mengempit saham Golden Truly, kinerja perseroan sepanjang tahun 2015 hingga 2016 tercatat negatif yang berasal dari bisnis ritelnya. Makanya, perseroan mencari bisnis yang bisa memberikan nilai tambah bagi pemegang saham dengan mengakuisisi PT Permata Karya Perdana (PKP).

"Kami melakukan non Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) untuk menambah dana mengakuisisi PKP," kata Riady. Pelaksanaan non HMETD ini dilakukan pada 13 Juni 2016 lalu dengan melepas 28,6 juta saham yang dipatok dengan harga pelaksanaan Rp535 per saham. Dengan demikian, perseroan meraup dana hingga Rp15,3 miliar.

Kinerja perseroan saat ini, sukses mencetak pertumbuhan laba bersih dan pendapatan sepanjang kuartal III 2017. Pendapatan perusahaan naik 179,98 persen menjadi Rp19,34 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu Rp6,9 miliar. Pertumbuhan pendapatan ini membuat perseroan meraup laba bersih dari posisi kuartal sebelumnya yang masih tercatat rugi. Yakni, laba bersih sebesar Rp281,48 juta dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang rugi Rp6,34 miliar.

Ke depan, perseroan bakal menambah portofolio menaranya untuk mencapai skala ekonomi yang lebih baik. Sejauh ini, manajemen belum memiliki rencana aksi korporasi dalam waktu dekat. "Kami lagi fokus ke pembangunan menara saja," pungkas Riady.

Sebelumnya, Golden Truly bisa ditemui di sejumlah wilayah, seperti Fatmawati, Sudirman, Tendean, Gunung Sahari, Depok, serta Blok M. Kini, Golden Truly tersisa hanya di dua titik, Gunung Sahari, dan Mall Batam City Square.

“Setahu saya, dulu banyak ya. Tetapi, sekarang sisa dua. Kalau yang di Depok itu baru tutup bulan kemarin,” ujar layanan pelayanan instagram @goldentruly melalui sambungan telpon. Semakin ciutnya jumlah gerai Golden Truly menguatkan dugaan daya beli yang terus melemah. Sebelumnya, Lotus Department Store dan Debenhams juga menutup operasionalnya, menyusul Ramayana dan Matahari Department Store yang mengurangi toko fisiknya

No comments:

Post a Comment