Direktur Utama Zulkifli Zaini, dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (28/1), mengatakan, Bank Mandiri menjadi satu-satunya bank dengan struktur internasional dari sisi permodalan.
”Tambahan dana akan kami gunakan untuk memperkuat struktur permodalan. Sesuai rencana, tahun ini kami akan membuka cabang di Shanghai, China. Saat ini sedang dalam proses rekrutmen dan persiapan teknologi informasi,” ungkap Zulkifli.
Saat ini, Bank Mandiri sudah membuka cabang di Timor Leste; Kuala Lumpur, Malaysia; Hongkong; Singapura; London; dan Kepulauan Cayman.
Dari penerbitan saham baru (rights issue), Bank Mandiri diharapkan bisa memperoleh dana Rp 11,68 triliun. Sebanyak 2,336 miliar lembar saham baru ditawarkan Rp 5.000 per lembar.
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang digelar pada Jumat (28/1) menyetujui rencana tersebut. Selanjutnya, masa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu akan diselenggarakan pada 14-21 Februari 2011.
Harga saham Bank Mandiri pada penutupan bursa, Jumat sore kemarin, Rp 6.050 per lembar. Harga terendah pada perdagangan kemarin tercatat Rp 5.900, sedangkan tertinggi Rp 6.050.
Selain dari penerbitan saham baru, Bank Mandiri juga akan memperoleh dana Rp 1,4 triliun dari hasil penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) PT Garuda Indonesia.
Jumlah itu terdiri dari dua komponen, yakni konversi penyertaan saham sebesar Rp 967,869 miliar dan restrukturisasi utang Garuda Rp 331 miliar.
Sisa utang Garuda
Konversi penyertaan saham tersebut merupakan sisa utang Garuda Indonesia. Harga saham perdana Garuda sudah ditetapkan Rp 750 per lembar.
Thomas Arifin, Direktur Treasury, Financial Institution, & Special Asset Management Bank Mandiri, mengatakan, uang tunai yang dihimpun Bank Mandiri tahun lalu sebesar Rp 2,4 triliun.
”Dengan adanya IPO Garuda, tahun ini diharapkan dapat Rp 1,4 triliun lagi. Ditambah sejumlah dana lagi, total akan mencapai Rp 2 triliun,” kata Thomas. Jumlah itu belum termasuk tambahan dana dari penawaran saham terbatas sebesar Rp 11,68 triliun.
Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri Pahala N Mansury memaparkan, per September 2010, ekuitas Bank Mandiri mencapai Rp 39 triliun.
Dengan tambahan modal dari rights issue dan operasional laba maka total ekuitas Bank Mandiri sebesar Rp 50 triliun.
Menurut Zulkifli, tambahan modal itu akan digunakan untuk pertumbuhan Bank Mandiri. Tahun 2011, bank BUMN ini menargetkan pertumbuhan kredit 20-22 persen.
Tambahan modal yang akan diperoleh Bank Mandiri diharapkan dapat menjaga rasio kecukupan modal (CAR) pada posisi 15-16 persen.
Per September 2010, kredit Bank Mandiri mencapai Rp 230,1 triliun dengan rasio kredit bermasalah net 0,74 persen. Aset Bank Mandiri meningkat menjadi Rp 408,3 triliun pada akhir triwulan III-2010.
Adapun laba bersih per September 2010 mencapai Rp 6,4 triliun. Laporan keuangan hasil review bulan Oktober 2010 menyebutkan, laba Bank Mandiri dalam 10 bulan pertama tahun 2010 mencapai Rp 7,33 triliun.
Sementara itu, Presdir PT Mandiri Investasi Abiprayadi Riyanto menyebutkan, pencapaian dana kelola pada tahun 2010 sebesar Rp 20 triliun.
Abiprayadi optimistis, dana kelolaan dapat tumbuh 30 persen pada tahun ini. ”Pertumbuhan kelas menengah akan meningkatkan prospek produk investasi,” katanya.
Menurut Direktur Mandiri Investasi Andreas Muljadi Gunawidjaja, tahun ini akan diluncurkan 15-20 produk baru dan mayoritas reksa dana terproteksi. Andreas mengemukakan, ada rencana ekspansi ke pasar regional dengan membuka akses bagi investor asing untuk berinvestasi pada instrumen berbasis portofolio Indonesia.
Direktur Mandiri Investasi Wendy Isnandar menambahkan, fokus tahun ini ialah Singapura, Thailand, dan Malaysia. Namun, potensi di Korea dan Jepang juga akan dijajaki. Produk reksa dana masih terkonsentrasi di Jabodetabek dan kota-kota besar di Indonesia, dengan tingkat penetrasi rendah.
No comments:
Post a Comment