Direktur Investasi PT Jamsostek Elvyn G Masassya menyampaikan hal itu saat ditanya wartawan tentang aksi korporasi pada tahun ini. ”Target investasi kami tahun 2011 sebesar Rp 115 triliun. Lebih besar dibandingkan investasi tahun 2010 yang mencapai Rp 98 triliun,” kata Elvyn.
Selain saham, PT Jamsostek juga mengalokasikan 44-48 persen portofolio untuk pembelian obligasi, 30-31 persen untuk deposito, 4-8 persen untuk reksa dana, serta sisanya untuk properti dan penyertaan.
Direktur Utama PT Jamsostek Hotbonar Sinaga membenarkan rencana pembelian saham PT Garuda Indonesia Persero tersebut. Namun, ia menolak menyebutkan jumlah dana yang disiapkan. ”Kami sedang menghitung berapa nilai yang ada untuk saham itu,” ujarnya.
Garuda akan melepas maksimum 9,3 miliar lembar saham atau 36,48 persen. Jumlah itu terdiri dari 7,4 miliar lembar saham baru atau 28,93 persen dan 1,9 miliar lembar saham divestasi PT Bank Mandiri. Saham akan dilepas pada kisaran harga Rp 750-Rp 1.100 per lembar saham.
Dari penjualan saham perdana kepada publik (initial public offering/IPO), Garuda menargetkan perolehan dana setidaknya 350 juta dollar AS, yang akan digunakan untuk ekspansi. Kebutuhan dana pengembangan usaha Garuda sekitar 1,2 miliar dollar AS.
Berkenaan adanya penawaran saham perdana maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia, Elvyn mengatakan, pembelian saham Garuda merupakan rencana aksi korporasi biasa. Sejauh prospeknya bagus, akan dilakukan oleh Jamsostek.
PT Jamsostek juga sudah menyiapkan dana Rp 750 miliar-Rp 1 triliun untuk membeli saham Bank Mandiri. ”Kami akan mengambil placement dari pemerintah,” kata Elvyn.
Rencananya, pada kuartal I-2011, PT Bank Mandiri akan melakukan penawaran saham umum terbatas atau right issue. Saat ini, sekitar 66,73 persen saham Bank Mandiri dimiliki pemerintah.
Sekitar 1,6 miliar dollar AS ditargetkan diperoleh dari penerbitan 2,3 miliar lembar saham baru seri B. Dana ini untuk memenuhi kebutuhan modal Bank Mandiri selama lima tahun ke depan. Penambahan modal itu sesuai rencana Bank Mandiri untuk meningkatkan penyaluran kredit sekitar 20-22 persen tahun 2011. Jika tidak ada penambahan modal, rasio kecukupan modal bank akan tergerus.
Aksi korporasi yang baru bagi PT Jamsostek adalah membangun gedung perkantoran di Jakarta, dengan investasi Rp 500 miliar. Pembangunan di atas lahan milik Jamsostek. Elvyn menolak menyebutkan lokasinya.
”Kalau lahan itu dibangun gedung perkantoran, akan ada capital gain, ” katanya, tentang alasan investasi properti tersebut.
Dalam acara seminar tentang Dana Jaminan Sosial, kemarin, Deputi Menteri Badan Usaha Milik Negara Bidang Usaha Jasa Parikesit Suprapto menyampaikan, sejumlah program BUMN dibiayai asuransi milik negara. Langkah itu tetap menghasilkan keuntungan.
Misalnya, dalam penawaran saham baru PT Bank BNI dan PT Bank Mandiri, Kementerian BUMN menawarkan kepada asosiasi perusahaan asuransi milik negara untuk menjadi calon investor.
No comments:
Post a Comment