Wednesday, January 19, 2011

Industri Bunga Krisan Anjlok Akibat Cuaca Yang Tidak Menentu

Cuaca buruk yang ditandai dengan hujan deras dan angin kencang turut berdampak terhadap penjualan bunga krisan di sekitar Gunung Ungaran di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Produksi bunga krisan anjlok 30-50 persen sehingga harga bunga hias itu naik.

Dampak itu dirasakan petani krisan di Kecamatan Sumowono dan Kecamatan Bandungan, sentra bunga hias di Kabupaten Semarang. Sebagian petani mengeluhkan mundurnya masa panen, kerusakan akibat serangan penyakit tanaman, dan rusaknya plastik pelindung tanaman.

Sal (22), petani krisan di Desa Lanjan, Sumowono, Rabu (19/1), menuturkan, hujan deras dan mendung menyebabkan tanaman krisan yang ditanam lambat tumbuh. Satu petak lahan seluas sekitar 300 meter persegi yang seharusnya sudah bisa dipanen sejak awal Januari, hingga kini belum mekar karena kekurangan sinar matahari.

”Biasanya sekali panen bisa dapat 3.000 tangkai krisan, tetapi sekarang hanya sekitar 700 tangkai,” kata Sal.

Bunga krisan adalah salah satu produk pertanian unggulan Kabupaten Semarang. Pada 2010, misalnya, Pemerintah Kabupaten Semarang memproyeksikan produksi krisan mencapai 20 juta tangkai. Sebagian besar bunga hias di sekitar Gunung Ungaran itu dipasok ke toko-toko bunga di Yogyakarta.

Harga naik

Sujatmiko, Koordinator Seksi Budidaya, Kelompok Tani Bunga Krisan, Sri Rejeki, di Dusun Ngasem, Desa Jetis, Bandungan, mengatakan, penurunan produksi dapat mencapai 30-50 persen. Akibatnya, harga krisan melambung di pasaran, hingga Rp 15.000 per ikat. Harga normal Rp 8.000 per ikat isi 10 tangkai.

Kendati harga tinggi, anggota Kelompok Tani Bunga Krisan tak dapat menikmati keuntungan karena hanya sedikit saja yang bisa panen baik. Penyebabnya, sebagian rumah krisan berupa konstruksi bambu yang diberi plastik hancur diterjang angin kencang. Air hujan mengenai bunga krisan yang belum mekar sehingga membuatnya membusuk.

”Kalau cuaca membaik, untuk bisa pulih kembali paling tidak butuh waktu tiga bulan mendatang,” ujar Sujatmiko

No comments:

Post a Comment