Monday, January 24, 2011

Dua Proyek Infrastruktur Akan Diambil Alih Dari Swasta

Menteri Keuangan Agus AW Martowardojo menilai studi kelayakan dua proyek tersebut tidak dipersiapkan dengan baik sehingga memerlukan studi kelayakan baru.

”Sebenarnya, yang ingin kami sampaikan, kita sudah bicara lama dan panjang lebar, ternyata proyeknya tidak ada yang menyiapkan dengan benar,” ujar Kepala Pusat Pengelolaan Risiko Fiskal, Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Freddy Saragih di Jakarta, Senin (24/1).

Oleh karena itu, Menkeu memerintahkan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) sebagai pelaksana studi kelayakan dan penyusunan dokumen tender, sekaligus pelaksana tender proyek-proyek unggulan pemerintah tersebut.

”Kalau dokumen tendernya jelek, sangat wajar jika investor yang ikut tender hanya satu,” ujar Freddy.

Menkeu, lanjut Freddy, ingin tender dua proyek itu dilakukan terbuka. ”Semua swasta bisa ikut tender. Kami tidak ingin seperti proyek lain yang tidak jelas. Jangan sampai untuk rel bandara karena dapat bantuan Jepang, maka referensi perusahaannya pun ke Jepang,” katanya.

Kementerian Keuangan akan membiayai sendiri studi kelayakan dan penyusunan dokumen tender dua proyek tersebut. ”Ada bantuan dana dari Australia Aid untuk studi kelayakan Bandara-Manggarai dan proyek Umbulan,” kata Freddy.

24 jalan tol

Sementara itu, terkait proyek 24 ruas jalan tol, menurut Freddy, Kementerian Keuangan keberatan untuk menjamin proyek jalan tol tersebut.

Kementerian Keuangan berpendapat, seharusnya proyek 24 jalan tol itu telah mendapat pembiayaan karena telah mendapatkan pemenang sebelum Peraturan Presiden No 13/2010 tentang Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur terbit.

Kementerian Pekerjaan Umum melalui Badan Pengatur Jalan Tol telah mengevaluasi 24 proyek tol yang terbengkalai itu. Hasilnya, proyek tersebut masih layak untuk diteruskan.

Senin kemarin, surat pemberian kredit Rp 246 miliar dari Bank Mandiri kepada afiliasi Semen Tonasa, yakni PT Pelayaran Tonasa Lines dan PT Prima Karya Manunggal, ditandatangani. Kredit itu untuk mendukung kelancaran distribusi semen sehingga dapat mendorong pengembangan infrastruktur, terutama di kawasan Indonesia Timur.

Direktur Utama PT Semen Tonasa Sattar Taba memaparkan, produksi 2010 mencapai 4 juta ton. Diperkirakan, pada 2011 bisa Rp 4,3 juta ton. ”Akhir 2011 sampai 2012 kapasitas akan ditambah 2,5 juta ton,” kata Sattar.

Sekitar 80 persen produksi semen itu didistribusikan antarpulau, termasuk ke kawasan Indonesia Timur.

Direktur Commercial & Business Banking Bank Mandiri Sunarso menyatakan, dari Rp 3,5 triliun kredit yang ditandatangani dengan PT Semen Tonasa dalam dua tahun, baru Rp 400 miliar yang dicairkan. ”Mudah-mudahan seluruh kredit segera ditarik,” kata Sunarso.

Kredit yang tidak dicairkan ini masuk ke dalam catatan undisbursed loan. Bank Indonesia menyebutkan, undisbursed loan perbankan mencapai Rp 556,8 triliun.

No comments:

Post a Comment