Tuesday, January 25, 2011

Pasar Otomotif Akan Tumbuh Tipis Tahun 2011

Penjualan kendaraan roda empat atau lebih di Indonesia diprediksi naik tipis, dari 764.710 unit tahun 2010 diperkirakan hanya naik 4,3 persen atau mencapai 797.258 unit pada tahun ini.

Hal itu disampaikan Wakil Presiden Praktisi Otomotif dan Transportasi Frost and Sullivan (FS) Asia Pasific Vivek Vaidya dalam ”Outlook Otomotif Indonesia Tahun 2011” di Jakarta, Selasa (25/1).

Menurut dia, banyak faktor yang memengaruhi penjualan otomotif, terutama menyangkut kebijakan pemerintah.

Vaidya memprediksi, pertumbuhan penjualan otomotif akan berdampak positif pada penjualan tahun 2013 atau 2014 dan diperkirakan mencapai rata-rata 1 juta unit per tahun.

Hal itu harus menjadi catatan penting bagi pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan otomotif, sebab mata dunia akan melihat perekonomian Indonesia. Industri otomotif menjadi catatan penting bagi para investor.

Berdasarkan data FS, penjualan otomotif di Indonesia pada tahun 2010 berhasil melompat dari posisi ketiga ke posisi kedua di dunia.

Tahun 2009, penjualan mobil di Malaysia sebanyak 536.905 unit, Indonesia masih sebesar 483.548 unit, dan Thailand 630.799 unit.

Tahun 2010, penjualan mobil di Malaysia hanya mencapai 605.156 unit, Indonesia naik mencapai 764.710 unit, dan Thailand 800.357 unit.

Wakil Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D Sugiharto mengatakan, tahun 2011 industri otomotif menghadapi tantangan serius, khususnya menyangkut perpajakan.

Bea balik nama

Beberapa pemerintah daerah sudah menaikkan bea balik nama kendaraan bermotor, seperti di Jawa Timur sebesar 15 persen, DKI Jakarta 10 persen, Sulawesi 12,5 persen, dan Medan 15 persen, serta beberapa daerah juga menerapkan pajak progresif.

Faktor yang dapat mendorong perkembangan pasar otomotif di Indonesia adalah suku bunga acuan atau BI Rate, likuiditas perbankan, dan stabilitas nilai tukar rupiah.

”Yang paling laku keras adalah 51 persen kelas multi purpose vehicle (MPV) di bawah 1.500 cc, dengan harga jual rata-rata di bawah Rp 150 juta per unit. Inilah yang paling sensitif. Kalau harga jual mobil di kelas itu naik, penjualan otomotif akan hancur,” ujar Jongkie.

Vaidya memperkirakan, tahun ini kenaikan material produksi kendaraan sekitar 10-15 persen. ”Dari total jumlah penjualan 797.258 unit, penjualan kendaraan komersial mencapai 233.325 unit, sedangkan sisanya 563.933 unit adalah kendaraan penumpang,” kata Vaidya.

Skenario penjualan

Apabila pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia mencapai 4,5 persen, kemudian pajak kendaraan bermotor dinaikkan, inflasi 7-8 persen, dan suku bunga acuan BI sebesar 9-10 persen, maka penjualan otomotif diperkirakan turun 7,3 persen atau mencapai 709.124 unit pada 2011.

”Penurunannya memang sangat kecil karena kami meyakini fundamental ekonomi Indonesia sangat bagus dan cukup kuat menopang tantangan-tantangan yang terjadi tahun ini,” kata Vaidya.

Namun, lanjut Vaidya, jika pertumbuhan PDB sebesar 6,5 persen, kebijakan perpajakan diterapkan, kenaikan biaya material diperkirakan tidak terjadi atau hanya di bawah 10 persen, dan ada penundaan kebijakan pembatasan BBM sampai tahun berikutnya, inflasi di bawah 4 persen, dan BI Rate 5-6 persen, penjualan otomotif tahun ini akan tumbuh 11 persen dibandingkan tahun 2010, yakni mencapai 849.077 unit

No comments:

Post a Comment