Direktur Utama Bank BTN Iqbal Latanro menyampaikan, apabila BI menyikapi tekanan inflasi yang semakin dalam dengan menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate, bank akan dihadapkan pada dua pilihan. ”Pertama, menyesuaikan bunga. Kedua, mengurangi net interest margin (NIM) atau melakukan efisiensi,” kata Iqbal kepada Kompas di Jakarta, Senin (24/1).
Jika bank memilih menekan margin, suku bunga kredit tidak perlu naik. Akan tetapi, tambah Iqbal, NIM yang terlalu rendah lebih sulit bagi perbankan karena laba yang direncanakan tidak tercapai. ”Tampaknya, penyesuaian bunga lebih masuk akal,” ujar Iqbal.
Perubahan suku bunga acuan nantinya akan mengubah bunga kredit perbankan. Menurut Iqbal, hal itu juga akan mengubah target yang telah ditetapkan perbankan untuk tahun 2011.
Inflasi selama tahun 2010 sebesar 6,96 persen. BI memandang belum perlu menaikkan BI Rate. Selama 18 bulan, sejak Agustus 2009, BI Rate tetap pada level 6,5 persen.
Sejumlah kalangan mengusulkan agar BI menaikkan suku bunga acuan untuk menekan laju inflasi. Dalam acara pertemuan tahunan perbankan pekan lalu, Gubernur BI Darmin Nasution kembali menegaskan, tekanan inflasi tak dapat dihadapi hanya dengan kebijakan suku bunga. Akan tetapi, diperlukan bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas eksternal dan internal.
Dalam acara itu Darmin juga mengemukakan, kredit perbankan tahun 2011 diperkirakan tumbuh 20-23 persen. Namun, pencapaian kredit itu rentan terhadap risiko kenaikan harga komoditas, tekanan inflasi, dan peran pembiayaan nonbank yang semakin besar. Hal itu dapat menyebabkan pertumbuhan kredit hanya di kisaran 19-21 persen.
Pada 2010, perbankan mengucurkan kredit sebesar Rp 1.740 triliun, tumbuh 22,8 persen dibandingkan tahun 2009.
Sunarso, Direktur Commercial & Business Banking Bank Mandiri, menolak menyebutkan pilihan apa yang akan dilakukan Bank Mandiri, seandainya level suku bunga acuan naik. Menurut Sunarso, pihaknya siap mengikuti apa pun langkah yang diambil pembuat kebijakan.
Ekonom Mirza Adityaswara berpendapat, apabila suku bunga acuan naik, sikap perbankan bergantung pada situasi. ”Saat kondisi kondusif, bank akan berusaha mempertahankan pangsa pasar kreditnya,” kata Mirza.
Jika BI menaikkan suku bunga acuan 0,5 persen, belum tentu perbankan menaikkan bunga kredit hingga 0,5 persen. Bunga kredit saat ini berkisar antara 11 persen sampai 14 persen.
Sebaliknya, apabila situasi sedang tidak kondusif, bank dapat menaikkan bunga kreditnya lebih tinggi dibandingkan kenaikan BI Rate.
”Saat ini, situasi sedang kondusif. Kalau BI menaikkan BI Rate, tidak semua bank akan menaikkan bunga sebesar kenaikan BI Rate,” katanya.
Mirza memperkirakan, langkah BI akan melihat lebih dulu laju inflasi bulan Januari ini. Jika inflasi menurun signifikan, kenaikan bunga bisa ditunda
No comments:
Post a Comment