Friday, January 21, 2011

Harga Harga Komoditas Pangan Naik Tajam

Harga 12 jenis komoditas pangan meningkat tajam. Bahkan, harga tiga komoditas naik lebih dari 90 persen. Kenaikan tertinggi pada harga cabai rawit, yang dalam rentang Januari 2010-Januari 2011 naik 341,23 persen, menjadi Rp 63.424 per kilogram.

Hal ini dinyatakan dalam Bahan Rapat Stabilisasi Pangan Pokok dan Program Perlindungan Sosial pada pertemuan gabungan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa dengan Menko Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono di Jakarta, Kamis (20/1) malam.

Adapun harga beras premium dalam rentang Januari 2010-2011 naik 22,74 persen menjadi Rp 9.200 per kg, dan harga beras termurah naik 22,6 persen menjadi Rp 7.452 per kg.

Tiga komoditas yang kenaikan harganya tertinggi adalah cabai merah naik 115 persen menjadi Rp 44.692 per kg, cabai rawit, dan bawang merah naik 99,53 persen menjadi Rp 25.048 per kg.

Hanya ada tiga komoditas pangan yang harganya turun, yaitu gula pasir turun 2,27 persen menjadi Rp 10.419 per kg. Tepung terigu turun 0,63 persen menjadi Rp 7.563 per kg, dan kedelai turun 2,62 persen menjadi Rp 8.473 per kg.

Menurut Agung Laksono, untuk meredam dampak kenaikan harga, pemerintah menyiapkan dana khusus untuk program perlindungan sosial.

”Kalau perlu, kebutuhan dana bagi program perlindungan sosial tiga bulan pertama 2011 ini diberikan sekaligus, tidak bertahap setiap bulan seperti selama ini,” kata Menko Kesra.

Adapun untuk mengantisipasi dampak gangguan iklim pada produksi pangan, pemerintah akan menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) dan Bantuan Langsung Pupuk (BPL). Perpres tentang Kebijakan Antisipasi Dampak Perubahan Iklim untuk Memperkuat Ketahanan Pangan Nasional, dan Instruksi Presiden tentang Antisipasi dan Respons terhadap Kondisi Iklim Ekstrem untuk Mengamankan Produksi Beras Nasional.

Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi, Jumat (21/1), menegaskan, pemerintah akan merespons cepat dampak anomali iklim.

”Ini untuk memberi kepastian pada petani agar tidak takut menanam padi,” ujarnya.

Reaksi cepat yang dilakukan pemerintah, antara lain bantuan uang tunai terhadap biaya tenaga kerja kepada petani yang tanaman padinya puso, rusak berat, rusak sedang atau rusak ringan.

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Hartono, menjelaskan, total biaya tenaga kerja per hektar untuk padi Rp 2,55 juta.

Dari Banyuasin, Sumatera Selatan, saat berdialog dengan para petani, Wakil Presiden Boediono menegaskan, pemerintah akan mengendalikan stok dan harga pangan untuk stabilitas harga.

No comments:

Post a Comment