Wednesday, January 19, 2011

Pasar Otomotif Indonesia Akan Tertekan Tahun 2011

Tahun 2011, pasar otomotif harus siap menghadapi tekanan, yakni kebijakan bea balik nama kendaraan bermotor dan pemberlakuan pajak progresif. Sementara konsumen menghadapi pembatasan bahan bakar minyak bersubsidi.

Direktur Pemasaran PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Amelia Tjandra di Jakarta, Rabu (19/1), mengatakan, untuk mendongkrak atau mempertahankan pasar yang sudah membaik, industri otomotif sebagai sektor unggulan bagi pertumbuhan industri nasional membutuhkan tiga prasyarat penting.

Pertama, soal jaminan keamanan dari pemerintah. Kedua, penciptaan iklim ekonomi yang kondusif. Ketiga, pemerintah dan Bank Indonesia bisa mengendalikan laju inflasi.

Prasyarat lainnya adalah suku bunga kredit yang kompetitif dan terus mengupayakan peningkatan pendapatan per kapita masyarakat. Menurut catatan pemerintah, saat ini rata-rata pendapatan per kapita penduduk sebesar 3.000 dollar AS.

Amelia mengatakan, ”Industri otomotif memang harus menghadapi tantangan berat karena kebijakan bea balik nama kendaraan bermotor menjadi isu terkini. Namun, tiga prasyarat penting itu tidak boleh diabaikan.”

Amelia membandingkan, tahun 2009, ketika pendapatan per kapita China sudah mencapai 3.500 dollar AS, penjualan mobil mampu mencapai 18 juta unit.

Sementara itu, pada tahun yang sama, Indonesia baru mencapai pendapatan per kapita sekitar 2.500 dollar AS, penjualan mobil masih sekitar 600.000 unit.

Penjualan mobil mewah

Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor (TAM) Johnny Darmawan, beberapa waktu lalu, mengatakan, regulasi perpajakan, pembatasan BBM bersubsidi, dan kenaikan tarif dasar listrik dikhawatirkan berdampak pada penjualan otomotif.

”Karena itu, kebijakan dan iklim perekonomian tahun 2011 diharapkan bisa kondusif bagi perkembangan industri otomotif,” kata Johnny.

Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang diolah TAM menunjukkan, penjualan mobil tahun 2006 sebanyak 694.000 unit, tahun 2007 sebanyak 596.200 unit, tahun 2008 sebanyak 488.900 unit, tahun 2009 sebanyak 671.000 unit, dan tahun 2010 sebanyak 764.710 unit.

Helena Abidin, Corporate Communications Director PT BMW Indonesia, mengatakan, pasar otomotif Indonesia diyakini masih melirik mobil mewah.

Kenaikan pajak yang tinggi akan menyebabkan volume penjualan mobil mewah menurun. Ini juga bisa menurunkan pendapatan pemerintah dari sektor pajak. ”Tentunya, pemerintah bisa lebih bersikap bijak agar penerimaan negara untuk pembangunan juga tetap bisa meningkat,” kata Helena. Penjualan BMW tahun 2009 sebanyak 901 unit, sedangkan tahun 2010 mencapai 1.240 unit.

No comments:

Post a Comment