Turunnya peringkat utang negara kawasan Eropa membuat dolar Amerika Serikat kian perkasa terhadap mata uang utama dunia. Kembali menjadi safe havenbagi para pelaku pasar, membuat dolar juga akan cenderung menguat terhadap rupiah.
Sepanjang pekan lalu nilai tukar rupiah melemah 83 poin (0,91 persen) ke level 9.180 dibanding posisi pekan sebelumnya di 9.098 per dolar AS. Kekhawatiran masalah Eropa serta ekspektasi turunnya suku bunga BI Rate sebelumnya membuat rupiah berada disekitar 9.200 per dolar AS.
Pengamat pasar uang PT Pacific 2000 Futures, Abidan Saragih menjelaskan, dipangkasnya peringkat utang Eropa oleh lembaga rating Standard & Poors’s membuat mata uang euro terdepresiasi 1,05 persen ke level US$ 1,2680.
Demkian pula dengan poundsterling juga melemah 0,1 persen US$ 1,53. Walhasil, dolar AS semakin superior terhadap mata uang dunia, dimana indeks dolar AS terhadap enam mata uang rival utamanya kembali naik 0,67 poin (0,83 persen) ke posisi 81,45 Jumat lalu.
Jatuhnya euro serta membaiknya data – data ekonomi AS membuat dolar AS akan semakin digdaya terhadap rupiah. Rupiah hari ini diperkirakan akan berada di kisaran 9.150-9.250 per dolar AS. “Ada kemungkian, Bank Indonesia akan mengendurkan penjagaannya dipasar karena bisa menggerus cadangan devisa yang dimiliki,” kata Abidan.
Sebenarnya, masih menurut Abidan, dengan turunnya peringkat investasi negara di zona Eropa membuka kesempatan masuknya aliran dana asing ke pasar finansial domestik. Apalagi Indonesia sedang dipertimbangkan masuk ke level layak investasi oleh Standard & Poor’s. Asalkan pemerintah Indoensia mampu memperbaiki jaringan infrastruktur, kenyamanan investasi, serta menjaga kepastian hukum.
No comments:
Post a Comment