Globalisasi tidak bisa dihindari, sehingga banyak produk kosmetik impor yang masuk ke Indonesia. Martha Tilaar Group sebagai perusahaan kecantikan merasa tertantang untuk 'melawan' serbuan produk-produk asing yang ada.
"Sekarang lebih banyak kompetitor, tidak hanya dari local Indonesian brand, tapi juga internasional. Kalau zaman ibu saya cuma ada tiga, Mustika Ratu, Sariayu dan Viva. Sekarang udah banyak dan kualitasnya tidak kalah baik dan itu tantangannya bagaimana bisa terus berinovasi untuk menjawab kebutuhan pasar," ujar Wulan Tilaar, saat ditemui Wolipop di Martha Tilaar Spa, Kuningan, Jakarta, Rabu (25/7/2012).
Menurut Wulan, untuk memenuhi apa yang diinginkan pasar bisa dilakukan dengan banyak hal. Misalnya dengan membuat inovasi-inovasi terbaru. Seperti brand Caring Colours yang merilis BB Cream, krim terkenal dari Korea yang mendunia, namun tetap disesuaikan dengan kulit orang Indonesia.
"Seperti caring colours yang membuat BB Cream yang lagi nge-tren banget di Korea. Kita terinspirasi dari sana dengan harga yang terjangkau dan disesuaikan dengan kondisi kulit perempuan Indonesia. Kalau kita mentah-mentah pakai punya Korea, ya kita semua jadi keputihan. Untuk menjawab challenge itu dari mind set orang Indonesia sendiri, kalau sesuatu dari luar pasti dianggap bagus, itu yang harus kita perangi," ungkap Vice Chairwoman Martha Tilaar Group itu.
Cara lain untuk menghadapai tantangan-tantangan yang ada, produk kosmetik Martha Tilaar di bawa ke luar negri dengan membuka toko Martha Tilaar Shop di Singapura. Alasan memilih membuka toko di Negeri Singa, selain dekat dengan Indonesia, Singapura menjadi pusat negara di Asia. Saat ini Martha Tilaar Shop buka di dua tempat, di Marina Square dan Jurong Point East. Menurut Wulan, itu sesuai dengan cita-cita Martha Tilaar yakni 'Bringing Local Wisdom to Global'.
Selain membuka toko di luar negeri, Martha Tilaar Shop juga dibuka diberbagai mal eksklusif di Indonesia. Salah satunya di Plaza Indonesia, Jakarta dan Beach Walk, Bali serta masuk di berbagai departement store seperti Sogo dan Metro.
"Kalo kayak gini kan ada representative image, sehingga produk tersebut mendapatkan tempat dan terangkat. Di seluruh Indonesia kita sedang agresif membuka Martha Tilaar Shop," ujar ibu dari Anjani Anatolia Widarto dan Afira Aurelia Widarto itu.
Agar semakin bisa diterima oleh berbagai pihak, kemasan dari sebuah produk juga harus diperhatikan. Kosmetik Martha Tilaar seperti PAC, Caring Colours, Sariayu dan Dewi Sri Spa pernah mengalami masa-masa 'tidak diterima' di kalangan tertentu. Menurut Wulan, hal itu mungkin karena packagingnya yang kurang menarik.
"Sekarang di Sogo sudah mengundang masuk. Dulu boro-boro, kita nggak bisa masuk Metro, Sogo. Kadanglocal product kemasannya yang kurang. Sebenarnya dengan lebih simple, tapi ada touch of Indonesia jadinya malah elegan," tambah Wulan.
Selain itu, saat ini produk-produk kosmetik juga telah memiliki social media seperti Facebook dan Twitter. Caring Colours sangat aktif dalam Facebook dan Twitter. Tidak hanya dari segi produk dan pemasaran yang diperbaiki, sumber daya manusia (SDM) juga ditingkatkan.
"Manajer-manajer diajak ke pameran mancanegara, agar mereka jadi memahami produk-produk luar lainnya. Mereka harus experience langsung. Untuk sekolah kita juga exchange student ke salah satu sekolah beauty di Fukuoka, Jepang. Ke sana kita bawa guru-guru kita ke Jepang untuk melihat cara mengajar mereka," pungkas wanita 35 tahun itu.
No comments:
Post a Comment