Thursday, August 16, 2012

PT Bank Sahabat Sampoerna Raup Laba Rp. 2,4 Milyar Pada Semester 1 2012

Tidak menargetkan pertumbuhan, PT Bank Sahabat Sampoerna puas meraup laba sebesar Rp 2,4 miliar pada semester I 2012. 

Direktur Utama Bank Sahabat Sampoerna, Indra W. Supriadi, mengungkapkan sejatinya tahun ini kinerja perseroan tahun ini diperkirakan negatif lantaran masih konsolidasi internal. 

"Tadinya mau "merah" saja, tapi kata Bank Indonesia lebih baik jangan," ujar Indra di sela-sela paparan kinerja Bank Sahabat Sampoerna, Rabu malam, 15 Agustus 2012. 

Perolehan laba perseroan di semester I 2012 bertumbuh 33,3 persen dibanding periode yang sama tahun lalu Rp 1,8 miliar. Pendapatan bunga bersih (net interest income) mencapai Rp 23,9 miliar. Angka ini naik sebesar 15,4 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang baru mencapai Rp 20,7 miliar.

Indra mengungkapkan, pendapatan bunga bersih didorong oleh meningkatnya penyaluran kredit sebesar 26,2 persen menjadi Rp 811,8 miliar pada Juni 2012. Meskipun begitu, margin bunga bersih (net interest margin) tercatat turun dari 5 persen pada Juni 2011 menjadi 4,3 persen pada Juni 2012.

"Penurunan margin bunga bersih dikarenakan masih tingginya cost of fund yang disebabkan pada fase awal ini bank masih fokus dalam menjaga kondisi likuiditas setelah akuisisi. Di lain pihak, tingkat suku bunga kredit mengalami penurunan yang memberikan tekanan terhadap NIM," ujar Indra.

Dari total portofolio kredit yang disalurkan pada semester 1 2012, lebih dari 84,9 persennya untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). "Kredit ditopangchanneling melalui program koperasi sahabat usaha kecil menengah," ujar Indra. 

Adapun jaringan koperasi itu diklaim tersebar dari Sumatera Utara hingga Sulawesi. Selain itu, channeling juga dilakukan melalui beberapa grup bank perkreditan rakyat di Pulau Jawa. 

Meskipun begitu, Indra mengakui rasio kredit terhadap dana simpanan (loan to deposit ratio) masih rendah, yakni 77,6 persen. Hal ini lantaran penyaluran kredit belum bisa sederas arus dana masuk. "Jaringan masih sedikit," kata dia. 

Rasio kredit bermasalah (non performing loan) turun tipis year on year, dari semula 4,9 persen pada Juni 2011 menjadi 4,2 persen pada Juni 2012. 

Menurut Indra, Bank Sahabat Sampoerna berencana menggenjot pertumbuhan melalui jalan anorganik, tapi dia masih enggan menjelaskan secara rinci jalan apa yang bakal ditempuh. "Nantilah," kata dia. Saat ini, Bank tersebut tengah dalam upaya mengurus izin pembentukan unit usaha syariah di Bank Indonesia. 

Namun izin belum kunjung di tangan. "Bola-nya bukan di kami, tapi di Bank Indonesia," ujarnya. 

Indra menargetkan melalui ekspansi yang gencar di 2013-2015, banknya bakal meningkat menjadi bank beraset menengah pada 2016. "Menengah menuju besar," kata dia. 

Hingga Juni 2012, operasional Bank Sahabat Sampoerna didukung oleh tiga kantor cabang dan lima kantor cabang pembantu di tiga kota, yakni Jakarta, Medan dan Pekanbaru. Tahun ini, bank akan membuka dua kantor cabang di Surabaya dan Palembang serta satu kantor cabang di Jakarta untuk unit usaha syariah.

No comments:

Post a Comment