Warren Buffet tak biasa menyampaikan prediksi pasar. Namun, pada suratnya kepada para pemegang saham Buffet Partnership Ltd di awal Juli 1962, sang investor legendaris memberi petuah untuk melalui gonjang-ganjing bursa saham. Petuah itu pas dengan kondisi sekarang.
“Saya pikir Anda bisa yakin bahwa dalam 10 tahun dari sekarang akan ada beberapa tahun ketika ketika pasar naik 20 persen atau 25 persen, beberapa tahun minus di angka yang sama, dan mayoritas akan berada di antaranya,” tulis Buffet.
Yang menarik, Buffet bilang, “Saya tak tahu urutannnya akan seperti apa. Saya pikir ini tak terlalu penting bagi investor jangka panjang.”
Setengah abad kemudian, saran Buffet untuk mengacuhkan gejolak pasar masih relevan. Masalahnya adalah, sulit bagi investor untuk menanti barang 10 hari, apalagi menanti 10 tahun.
Investor di masa kini tentu saja dibenarkan untuk khawatir akan kehilangan dana mereka. Risk aversionalias menghindari risiko wajar terjadi di pasar yang bearish. Tapi ingat, ketakutan investor itu akan memberi makan pasar yang rakus. A greedy market feeds on fear.
Sama seperti sekarang, investor di tahun 1962 layak untuk takut. Krisis rudal Kuba memang belum membawa duni ke perang nuklir sampai bulan Oktober, namun Perang Dingin antara AS dan Uni Soviet memanas. Indeks Dow Jones anjlok 23% dalam paruh pertama tahun itu, sehingga langsung menghapus kenaikan 22 persen yang dicapai tahun sebelumnya.
Melalui semua ini, Buffet tetap berkepala dingin. Ia menekankan, pembeli saham perlu lensa panjang. “Hasil enam bulan atau bahkan satu tahun tidak perlu dianggap terlalu serius,” tulisnya.
Ia menambahkan, kinerja investasi harus dinilai selama sebuah periode waktu. Dalam periode tersebut, pasar bisa naik dan turun.
Surat berumur 50 tahun itu agaknya bermanfaat bagi para investor yang kini kebingungan menghadapi kondisi ekonomi global yang kacau balau.
“Semua investor besar melakukan yang Buffet lakukan. Anda harus mengerjakan banyak sekali pekerjaan rumah dan sabar menanti harga yang tepat. Siapapun yang mengatur dananya sendiri harus mempelajari halitusebelum berinvestasi,” kata Jeff Auxier, yang membeli saham Berkshire dalam Auxier Focus Fund.
Buffet konsisten dengan prinsipnya ini dalam tahun-tahun selanjutnya sampai sekarang. Ia selalu menegaskan agar menjaga modal dalam pasar yang turun, tidak buru-buru mengejar pasar yang naik, dan fokus pada hasil serta tantangan jangka panjang.
Namun, banyak investor yang gagal menangkap makna berinvestasi jangka panjang versi Buffet. Pria yang berulang tahun ke-82 pada 30 Agustus ini tak pernah menyarankan agar investor membeli saham dan pasif menunggunya naik. Yang ia sarankan: beli di harga murah, tahan, dan terus monitor.
Mantra Buffet
Buffet memulai kerja sama investasi terbatasnya pada Mei 1956. Murid investor kawakan Benjamin Graham itu mengawali investasinya dengan modal 105.000 dollar AS dari keluarga dan teman.
Pada awal tahun 1963, Buffet sudah mengelola 9,4 juta dollar AS, termasuk 1,4 juta dollar AS dari kantongnya sendiri. Sukses Buffet tak sulit ditebak. Selama lima tahun itu, Dow rata-rata naik 8,3 persen per tahun. Buffet Partnership berhasil memberi return pemegang sahamnya 21 persen per tahun.
Di tahun 1962 sendiri Buffet memang tak mencetak keuntungan. Dow ketika itu minus 10,8 persen di luar dividen. Namun setahun kemudian, Buffet bisa meraup return 11,9 persen.
Di suratnya tahun 1963, Buffet lagi-lagi mengulangi mantra untuk mencapai kinerja tersebut. “Tugas kita adalah menumpuk keuntungan tahunan di atas performa Dow, tanpa harus cemas berlebihan apakah hasil di tahun itu plus atau minus,” tulisnya
No comments:
Post a Comment