Meski memiliki panorama alam dan potensi wisata yang besar, namun pulau Karimunjawa hingga saat ini belum dapat pasokan listrik dari PLN. Karena itu, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berencana membangun kabel listrik bawah laut Rp 3 miliar untuk Detail Engineering Design (DED).
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) provinsi Jateng Teguh Dwi Paryono mengatakan, mahalnya DED disebabkan proses survei minimal harus dilakukan satu tahun. Hal tersebut menyangkut pemantauan perubahan perilaku arus air dan medan yang akan dilalui kabel.
"Disurvei satu tahun apakah ada perubahan atau tidak. Nanti tentukan desainnya. Akan ditanam atau mengapung. Masalahnya ada di perilaku arus, jadi enggak boleh sembrono," kata Teguh di Gedung DPRD Jateng, Jalan Pahlawan, Semarang, Selasa (28/8/2012).
Belajar dari pengalaman Jakarta yang sudah mengaliri listrik pulau Pramuka di kepulauan seribu menggunakan kabel bawah laut, Teguh mengaku biaya yang akan dikeluarkan nantinya akan jauh lebih besar.
"Jarak Karimunjawa dengan Jepara 90 km. Jakarta ke pulau seribu yang jaraknya hanya setengahnya saja memakan biaya Rp 30 miliar secara keseluruhan. Pastinya nanti akan mahal," pungkas Teguh.
Sementara itu camat Karimunjawa Nuryanto menyambut positif rencana tersebut. Namun ia mengaku 2.010 warga yang tinggal di lima pulau di kepulauan Karimunjawa tetap membutuhkan bantuan untuk menghidupkan diesel sebagai sumber listrik mereka selama proses pembangunan kabel.
"Saya mendukung, tapi ini kan baru wacana, prosesnya pasti panjang dan butuh miliaran. Proses menuju ke sana seharusnya Pertamina memberi belas kasihan," keluh Nuryanto.
Menanggapi hal tersebut, Teguh mengaku sudah melayangkan surat untuk memberikan dispensasi kepada Karimunjawa untuk harga BBM jenis solar sebagai bahan bakar diesel.
"Untuk jangka pendek minta dispensasi kepada Pertamina untuk keringanan soalnya menyangkut masayarakat. Sudah kami layangkan surat," tegas Teguh.
Saat ini, pulau yang memanfaatkan listrik dari diesel di Kecamatan Karimunjawa adalah pulau Karimunjawa, Parang, Nyamuk, Kemujan, dan Genting. Di pulau Karimunjawa listrik mengalir dari pukul 18.00 hingga 06.00 WIB, sedangkan empat pulau lainnya dari pukul 17.30 sampai 24.00 WIB.
Untuk kebutuhan listrik sehari-hari, masyarakat Karimunjawa hanya bisa mengandalkan subsidi dari pemerintah Kabupaten Jepara. Karena setelah dikeluarkannya Peraturan Presiden No 15 Tahun 2012, Karimunjawa tidak memperoleh subsidi BBM jenis solar untuk tenaga diesel.
"Kebutuhan solar disubsidi Pemkab Jepara sebesar Rp 300 juta per tahun," kata Teguh.
Sebelumnya, Gubernur Jateng, Bibit Waluyo mengatakan rencana pembangunan listrik bawah air ke Karimunjawa tersebut akan dilaksanakan di 2013.
"Kami sedang mengusahakan listrik bawah laut untuk Karimunjawa, Rencana tahun 2013. Kalau pemerintah merespons maka Karimunjawa akan berkembang pesat," ujar Bibit.
No comments:
Post a Comment