Kepala Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto, Dudi Herawadi mengatakan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Banyumas, inflasi di Purwokerto pada Juli merupakan angka tertinggi selama tujuh bulan terakhir dan tertinggi se-Jateng.
"Angka inflasi di Purwokerto pada Juli 2012 mencapai 0,84 persen. Ini memang yang tertinggi di Jawa Tengah karena di Kota Semarang hanya 0,83 persen, sedangkan angka inflasi di tingkat Jawa Tengah hanya 0,71 persen," kata Dudi didampingi Kepala Humas Warsono dan stafnya Ciptoning Suryo Condro, di Purwokerto, Kamis.
Menurut dia, kenaikan harga barang-barang kebutuhan yang berlangsung selama Juli di Purwokerto mencatatkan angka tertinggi sepanjang tujuh bulan terakhir. Angka inflasi di Purwokerto pada Januari tercatat 0,68 persen, Februari 0,56 persen, Maret mengalami deflasi minus 0,21 persen, April 0,09 persen, Mei 0,43 persen, dan Juni 0,33 persen.
"Realisasi inflasi pada Juli jauh lebih tinggi dari perkiraan awal yang sebesar 0,20 persen. Kenaikan harga kebutuhan yang cenderung meningkat menjadi penyebab utama inflasi Juli melebihi perkiraan," katanya.
Menurut dia, beberapa faktor penyebab tingginya angka inflasi berdasarkan data BPS Banyumas, antara lain kenaikan harga bahan makanan, kenaikan kelompok makanan jadi, dan kenaikan biaya kesehatan. Salah satu komoditas penting yang menjadi penyebab inflasi cukup tinggi adalah upah pembantu rumah tangga.
"Naiknya upah pembantu merupakan salah satu pendorong utama terjadinya inflasi. Berkurangnya tenaga kerja rumah tangga lebih memilih kerja di sektor formal atau menjadi TKI sehingga jumlah pasokan tenaga kerja relatif sedikit," katanya.
Ia mengatakan, komoditas lain yang turut berperan menyumbang inflasi bulan Juli di antaranya telur ayam ras, daging ayam ras, beras, dan kedelai. Terkait hal itu, Dudi memperkirakan inflasi pada bulan Agustus diperkirakan tetap tinggi karena adanya perayaan Idul Fitri.
No comments:
Post a Comment