Menurunnya produksi minyak bumi membuat pemerintah mulai memperhitungkan produksi gas bumi dalam RAPBN 2013. Pada 2013, lifting gas bumi diperkirakan mencapai 1,36 juta barel setara minyak per hari.
"Pemerintah juga akan menggunakan lifting gas, sebagai salah satu basis perhitungan penerimaan negara yang berasal dari sumber daya alam selain minyak mentah," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam Pidato RAPBN 2013 di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis, 16 Agustus 2012.
Dalam postur RAPBN 2013, pendapatan dari gas bumi ditargetkan mencapai Rp 48,6 triliun atau naik 2,5 persen dari pendapatan gas pada APBN-P 2012 Rp 47,4 triliun. Sementara itu pendapatan dari minyak bumi pada 2013 diperkirakan hanya mencapai Rp 120,91 triliun.
Jumlah ini turun 19,84 persen dari target APBN-P 2012 yang mencapai Rp 150,84 triliun. Hal ini disebabkan proyeksi lifting minyak bumi pada 2013 hanya 900.000 barel per hari, turun dari target APBN-P 2012 sebanyak 930.000 barel per hari.
Sebelumnya pihak Badan Pelakasana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) menyatakan produksi minyak bumi pada 2013 akan mencapai titik terendah. Penurunan ini disebabkan oleh faktor alami karena kebanyakan sumber minyak di Indonesia telah berproduksi selama lebih dari 20 tahun.
Produksi minyak bumi pada 2014 diharapkan akan bergerak naik lagi dan mencapai 1 juta barel per hari. Peningkatan produksi ini akan terjadi jika Blok Cepu di Bojonegoro, Jawa Timur bisa mencapai produksi 165.000 barel per hari.
No comments:
Post a Comment