Saturday, August 4, 2012

Pemerintah Resmi Berunding Untuk Ambil Alih PT Indonesia Asahan Alumunium Dari Jepang

Pemerintah memastikan perundingan resmi untuk mengambil alih PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) dari Jepang segera dimulai pada Agustus 2012. 

"Dalam rencana rapat resminya akan berlangsung bulan Agustus atau September. Pengakhiran kerja sama akan dilakukan penandatanganannya bulan Oktober ini," ujar Ketua Tim Perundingan Perjanjian Kerja sama PT Inalum MS Hidayat seusai rapat koordinasi membahas proyek Asahan dan rencana pengambilalihan Inalum di Jakarta, Jumat (3/8). 

Hidayat juga mengatakan setelah penandatanganan akhir kerja sama tersebut, ada masa transisi selama setahun, sebelum pemerintah Indonesia secara resmi mengambil alih perusahaan pengolahan mineral tambang ini. 

"Ada masalah-masalah krusial yang harus dirundingkan. Masih ada proses seperti kita menyelesaikan audit,second opinion dari konsultan, dan sebagainya. Tapi pada prinsipnya pemerintah tetap bertekad menyelesaikan pembelian 100 persen saham Inalum," ujarnya. 

Menteri Perindustrian itu juga memastikan dengan kepemilikan pemerintah atas Inalum maka Indonesia tidak lagi mengimpor alumina dan mengekspor bauksit. Pengolahan bahan mineral tersebut dapat dilakukan di perusahaan yang berlokasi di Sumatra Utara itu. 

"Sekarang bauksit diekspor banyak ke luar negeri. Produk setengah jadinya alumina kita impor dari luar negeri. Ini tidak akan terjadi lagi. Saya akan minta investor untuk eksplorasi bauksit yang dibuat di Indonesia untuk kepentingan suplai Inalum," katanya. 

Menteri Keuangan Agus Martowardojo juga mengusulkan agar PT Inalum kembali ke pemerintah terlebih dahulu pada 2013, walaupun Jepang masih bernegosiasi untuk meminta bagian dalam perusahaan tersebut. 

Menkeu memastikan pemerintah akan mengambil alih PT Inalum dengan mempersiapkan anggaran hampir Rp7 triliun pada 2013 mendatang.

No comments:

Post a Comment