Jejaring hipermarket terbesar kedua sedunia, Carrefour, siap hengkang dari Singapura akhir tahun ini. Rencana ini diumumkan pada Selasa, 28 Agustus 2012, menyusul dampak resesi Yunani yang berdampak terhadap keuntungan yang kurang menggembirakan pada dua outletCarrefour di Plaza Singapura dan Suntec City Mall.
Carrefour menyebutkan dua cabang di Singapura itu tidak memenuhi target jangka pendek dan jangka panjang untuk pertumbuhan dan ekspansi di Asia. Di negara berikon Singa Merlion ini, Carrefour mempekerjakan sekitar 380 orang. Pangsa pasarnya di bawah dua persen di antara hipermarket yang ada, seperti Hong Kong Dairy Farm, NTUC Fairprice, serta Sheng Siong.
Carrefour Singapura membukukan pendapatan tahun lalu sebesar 100 juta euro (Rp 1,1 triliun). Tapi perusahaan menolak membeberkan biaya penutupan dua toko di negeri seberang Pulau Batam itu.
Perusahaan asal Prancis itu menebar jaring mereka pertama kali di Negeri Jiran pada 1997. Tapi, sejak 2010, mereka memutuskan untuk menutup sejumlah toko, mulai dari Malaysia, Singapura, dan Thailand.
Carrefour pun juga berniat menjual aset mereka di Turki, Polandia, dan Indonesia. Perusahaan menargetkan bisa mendapat sekitar 1-3 miliar euro (Rp 11,9-33 triliun) dari hasil penjualan tersebut.
Di Thailand, Carrefour sudah menjual 42 tokonya kepada jejaring waralaba lokal Big C senilai US$ 1,36 miliar (Rp 12,96 triliun) pada 2010. Sebenarnya, menurut sumber Reuters, Carrefour sudah berniat menjual cabang mereka di Singapura dan Malaysia pada tahun yang sama kepada jejaring lokal. Tapi, karena penawaran yang rendah, mereka membatalkan rencana tersebut.
Asia merupakan pasar yang besar bagi Carrefour. Pada 2011, benua terpadat sedunia ini memberikan 8,9 persen pendapatan (91,5 miliar euro) bagi jejaring hipermarket ini. Sumbangan terbesar diberikan dari cabang di Cina, diikuti Taiwan, lalu Indonesia.
No comments:
Post a Comment