Pemerintah sepakat menunjuk Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk mengimpor 300 ribu ton gula rafinasi pada 2014. Impor dilakukan untuk memenuhi cadangan gula di sejumlah wilayah di Indonesia.
"Gula untuk pengadaan buffer stock sesuai permohonan Bulog sudah disepakati," ujar Menteri Perdagangan Gita Wirjawan usai Rapat Koordinasi Ketahanan Pangan di Kementerian Perekonomian, Rabu, 18 Desember 2013.
Gita mengklaim telah mempertimbangkan semua masukan dari pihak terkait sebelum memutuskan jatah impor Bulog ini. "Usulan Bulog sebesar 300 ribu ton, tapi Dewan Gula mengusulkan sekitar 200-300 ribu ton. Ini yang kami sesuaikan,” ujarnya.
Menurut Gita, penyediaan gula untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri ini masih mempertimbangkan keterlibatan pihak lain selain Bulog. Kemungkinan badan usaha milik negara lain dilibatkan diserahkan sepenuhnya ke Bulog.
Namun, Bulog diingatkan untuk menjaga agar gula rafinasi impor ini jangan sampai bocor ke wilayah yang masih memiliki stok produksi gula dari petani. "Jangan sampai rembes, terutama ke Provinsi Jawa Timur. Gubernurnya sudah kirim surat agar tidak terjadi rembesan," ujar Gita.
Kepala Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan, lembaganya siap menjadi stabilisator gula. Untuk itu, memang tepat jika Bulog menguasai buffer stock. "Kami harus punya 300 ribu ton untuk mampu menyeimbangkan, misalnya satu daerah kekurangan, sehingga harga tidak bergejolak," ujarnya.
No comments:
Post a Comment