Sunday, December 22, 2013

Fenomena Bisnis : Rupiah Melemah Harga Import Kedelai Malah Turun

Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat biasanya melambungkan harga komoditas impor, termasuk kedelai. Namun, saat ini harga kedelai impor malah turun. “Aneh juga. Harga kedelai impor turun saat dolar menguat,” kata Ketua Paguyuban Perajin Tahu-Tempe di Mojosongo, Surakarta, AcokWarso, Jumat, 13 Desember 2013.

Dia mengatakan, sebulan lalu harga kedelai impor masih Rp 8.300-Rp 8.400 per kilogram. Tapi beberapa hari terakhir harga bertahan di level Rp 8.250 per kilogram. Saat pelemahan rupiah beberapa waktu lalu, dia menyebut harga kedelai impor sempat mencapai Rp 8.600-Rp 8.800 per kilogram. Dia menduga turunnya harga kedelai impor karena stok di gudang importir masih banyak.

Acok berharap harga kedelai impor tetap stabil di kisaran Rp 8 ribu per kilogram. Jika harga akhirnya naik, dia berharap kenaikan tidakk drastis dan harga tak naik tiap hari. “Kalau naiknya tiap hari dan langsung tinggi, kami yang kesulitan menyesuaikan,” kata dia.

Meski harga kedelai sedang turun, dia tak menambah kapasitas produknya. Tiap hari dia memproduksi 4-5 kuintal tahu. Acok hanya menambah ketebalan tahu tanpa menaikkan harga. Dengan demikian, pelanggan turut menikmati dampak penurunan harga kedelai. Jika harga kedelai naik lagi, dia tetap bertahan dengan harga sekarang tapi ukuran tahu diperkecil. Acok menjual tahu per loyang ukuran 54 x 54 sentimeter seharga Rp 20 ribu.

Seorang perajin tempe, Sunardi, mengatakan bahwa harga kedelai impor turun dari Rp 8.225 menjadi Rp 8.125 per kilogram. Menurut dia, penurunan harga terjadi sedikit demi sedikit. “Kadang hanya turun Rp 25 atau Rp 100,” kata dia. Dia baru saja membeli 2,5 ton kedelai untuk 5 hari produksi.

Sunardi masih tetap bertahan dengan harga lama, yaitu Rp 500- Rp 1.400 per biji, tergantung ukuran. Dia juga membuat tempe lebih tebal. “Kalau kedelai pas mahal, ketebalan dan ukurannya dikurangi meski harga tetap,” ucapnya.

No comments:

Post a Comment