Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2014 berada pada kisaran 5 sampai 5,2 persen. "Dengan kondisi ekonomi seperti sekarang ini, pertumbuhan ekonomi kira-kira hanya sekitar 5 persen sampai 5,2 persen-lah. Tidak sampai 6 persen," kata Ketua Umum Apindo Sofyan Wanandi pada 19 Desember 2013 dalam jumpa pers mengenai Economic Outlook 2014 di kantor pusat Apindo, Jakarta.
Padahal, kata dia, untuk menyerap jumlah angkatan kerja baru dan carry over dari tahun sebelumnya yang terus bertambah setiap tahun, Indonesia membutuhkan double digitpertumbuhan.
Sofyan mengatakan, biaya usaha akan terus meningkat pada 2014. Menurut dia, pelaku usaha dari segi internal akan berhadapan dengan biaya modal yang semakin tinggi karena adanya peningkatan suku bunga acuan yang diprediksi akan terus berlangsung. Kemudian nilai tukar rupiah yang diprediksi terus melemah menyebabkan melambungnya biaya bahan baku yang berasal dari impor.
"Sekarang kurs rupiah Rp 12 ribu, ke depan bisa jadi Rp 13 ribu, Rp 14 ribu, dan seterusnya," ujarnya.
Sofyan mengatakan, pengusaha juga akan kesulitan memenuhi kenaikan upah buruh, tarif dasar listrik, dan bahan bakar minyak. Selain itu, dari sisi eksternal, pengusaha akan menghadapi tantangan ketidakpastian pasar keuangan global sebagai imbas dari rencana pengurangan stimulus ekonomi di Amerika Serikat.
Pengusaha, kata dia, juga akan berhadapan dengan penurunan permintaan global. Ditambah dengan menurunnya permintaan global akibat perlambatan ekonomi yang terjadi di Cina, India, dan negara berkembang disertai pemulihan ekonomi Eropa dan Amerika Serikat yang terbilang sangat lambat.
Apindo juga beranggapan bahwa adanya pemilihan umum legislatif dan pemilihan presiden pada tahun depan akan menguras perhatian pemerintah. Dengan demikian, perhatian mereka teralihkan dari upaya perbaikan perekonomian. Namun, di sisi lain, Apindo juga memandang pemilihan umum sebagai kesempatan untuk mendapatkan pemimpin yang lebih baik dan mampu mengurangi potensi ketidakpastian ekonomi.
No comments:
Post a Comment