Presiden Direktur Bosowa Grup Erwin Aksa mengatakan, pada tahun 2017, semen Bosowa menargetkan bisa memenuhi 20 persen pasar semen nasional. Untuk keperluan ini, Bosowa akan membangun pabrik baru di Cilegon-Banten, Rembang-Jawa Tengah, dan Banyuwangi-Jawa Timur.
"Produksi semen ini untuk memenuhi kebutuhan pembangunan infrastruktur di daerah yang masih tertinggal," kata Erwin saat peresmian semen Bosowa Line II di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Sabtu, 21 Desember 2013.
Erwin mengatakan, Bosowa saat ini telah menambah investasi Rp 1,1 triliun untuk meningkatkan produksi semen Bosowa Maros. Semen Bosowa akan meningkatkan produksi klinker(bahan baku semen) dari 5.500 menjadi 7.200 ton per hari. Dengan beroperasinya penggilingan semen Bosowa Line II itu, kemampuan produksi semen Bosowa Maros akan bertambah 1,8 juta ton. "Sehingga nantinya Bosowa Maros akan memproduksi 4 juta ton semen per tahun," katanya.
Dengan tambahan ini, total produksi semen Bosowa menjadi 5,2 juta ton per tahun. Produksi ini berasal dari pabrik semen milik Bosowa di Maros, Batam, dan Kepulauan Riau. "Sebagai satu-satunya perusahaan swasta nasional, kontribusi semen Bosowa sekitar 8 persen secara nasional. Dan 20 persen di Indonesia timur," katanya.
Dalam kesempatan meresmikan pabrik semen Bosowa Line II itu, Menteri Perindustrian M.S. Hidayat mendukung upaya PT Semen Bosowa dalam memenuhi kebutuhan semen Indonesia. "Pengembangan industri semen masih sangat prospektif," katanya.
Hidayat menyebutkan, kebutuhan semen secara nasional akan meningkat 8 sampai 10 persen pada tahun 2014 atau sebesar 64 juta ton. Pada tahun 2012, kata dia, kebutuhan semen nasional 54,9 juta ton dan tahun 2013 sebesar 58,5 juta ton atau meningkat 6 persen. "Untuk itu sangat diperlukan peningkatan unit produksi dan optimalisasi produksi," katanya.
Untuk mendukung industri semen, kata dia, pemerintah terus membuka peluang bagi investor untuk mendirikan perusahaan semen di Pulau Jawa, Kalimantan, dan Papua. Pemerintah juga telah berupaya melindungi perusahaan semen dalam negeri agar tidak dikalahkan semen dari luar negeri. "Dengan mengeluarkan aturan larangan impor semen," kata Hidayat.
Untuk kawasan timur Indonesia, kebutuhan semen akan meningkat karena pemerintah telah membentuk unit percepatan pembangunan Papua dan Papua Barat. Akan banyak infrastruktur yang dibutuhkan oleh provinsi di timur Indonesia ini. "Kami berharap kemajuan industri tetap menjaga keamanan dan kelestarian lingkungan hidup," kata Hidayat.
No comments:
Post a Comment