Tuesday, December 17, 2013

Ikutan IPO Saham Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) Langsung Untung 20 Persen


PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) resmi melantai di bursa saham hari ini, Rabu, 18 Desember 2013, dengan menawarkan harga saham perdana pada kisaran Rp 580 per lembar saham. Tak lama setelah pencatatan saham perdana tersebut, nilai saham mencapai level Rp 700 atau naik 120 poin (20,69 persen) dari harga saham perdananya.

Menurut pemantauan Tempo, pukul 09.30 nilai saham terendah sebesar Rp 640 per lembar saham dan saham tertinggi Rp 720 per lembar saham. Frekuensi perdagangan sebanyak 3.521 dengan volume sebesar 324.760 lot dan nilai total transaksi sebesar Rp 112,4 miliar.

Perusahaan yang bergerak dalam industri jamu dan farmasi tersebut berencana melepas saham sebanyak-banyaknya, 1,5 miliar lembar saham atau 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Perseroan diperkirakan akan memperoleh dana hasil IPO sebesar Rp 810 miliar hingga Rp 990 miliar.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Ito Warsito, mengatakan saham ini akan diperdagangkan dengan kode perdagangan SIDO. "Kami berharap, dengan dicatatkannya SIDO, maka perdagangan di BEI akan semakin semarak. Saham ke-31 yang dicatatkan tahun ini. Rekor baru sejak tahun 2001," ucap Ito di Gedung BEI, Jakarta, Rabu, 18 Desember 2013.

Mayoritas dana dari hasil IPO atau sebesar 56 persen digunakan untuk modal kerja, 42 persen akan digunakan untuk investasi, dan sisanya sebesar 2 persen akan digunakan pengembangan sistem teknologi informasi dan komputerisasi. Adapun penjamin pelaksana emisi efek untuk membantu proses IPO ini telah ditunjuk PT Kresna Graha Sekurindo Tbk dan PT Mandiri Sekuritas.

PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul menyodorkan harga pada penawaran perdana saham sebesar Rp 540 sampai Rp 660 per lembar. Perusahaan melepas saham ke publik sebanyak-banyaknya 1,5 miliar atau 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor.

Dari penawaran perdana tersebut, perseroan akan memperoleh dana hasil Penawaran Umum Perdana Saham (Initial Public Offring/IPO) sebanyak Rp 810 miliar hingga Rp 990 miliar.

Presiden Direktur PT Sido Muncul, Irwan Hidayat, mengatakan dana hasil IPO sebanyak 56 persen akan digunakan untuk modal kerja serta 42 persen untuk kegiatan operasi dan ekspansi investasi. Sisanya sebesar 2 persen untuk pengembangan sistem teknologi informasi dan komputerisasi perseroan.

Rencana investasi meliputi pembelian 10 hektare tanah untuk perluasan pabrik Tolak Angin. Pabrik ini akan ditingkatkan kapasitasnya hingga dua kali lipat. "Saat ini kapasitas 70 juta sachet," katanya.

Dalam IPO ini, perseroan menunjuk PT Kresna Graha Sekurindo Tbk dan PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Rencananya, book building mulai dilakukan pada 18-29 November 2013, penetapan harga pada 29 November 2013, pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 5 Desember 2013, distribusi saham pada 17 Desember 2013 dan pencatatan saham (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 18 Desember 2013.

Sido Muncul berdiri sejak 1940 di Yogyakarta dan memiliki lima kategori produk, yakni jamu herbal, minuman berenergi, minuman dan permen, minuman kesehatan, dan kategori produk lain. Kontribusi pendapatan terhadap produk penjualan paling besar disumbang oleh jamu herbal sebesar 40,81 persen, minuman energi 43,28 persen, permen dan minuman 13,10 persen, minuman kesehatan 1,98 persen dan produk lain 0,83 persen.

Total penjualan hingga Juli 2013 tercatat Rp 1,39 triliun, naik tipis 3,6 persen dari pencapaian Juli 2013 yang sebesar 1,34 triliun. Sementara laba komprehensif hingga Juli 2013 mencapai Rp 207,9 miliar, naik 8,9 persen dari posisi yang sama tahun 2012 sebesar Rp190,9 miliar. "Hingga November 2013 kinerja kami on the track. Positif," katanya. Merek Tolak Angin dan Kuku Bima masing-masing menguasai pasar sekitar 75 persen dan 60 persen.

No comments:

Post a Comment