Thursday, December 19, 2013

Pemerintah Didesak Batalkan Penjualan Saham PT Daya Mitra Telekomunikasi (Mitratel)


Pemerintah didesak membatalkan rencana penjualan PT Daya Mitra Telekomunikasi (Mitratel), anak perusahaan PT Telkom yang mengelola menara-menara pemancar. Koordinator Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra), Uchok Sky Khadafi, mengatakan Dewan Perwakilan Rakyat juga harus aktif menolak penjualan Mitratel.

"Lebih baik penjualan dibatalkan pemerintah. Soal harga pelayanan misalnya, bisa langsung dinaikkan. Ini jelas akan memberatkan rakyat sebagai pengguna jasa telekomunikasi. Kalaupun mau dijual lewat IPO, asetnya harus dinaikkan dulu," katanya dalam diskusi bertopik, "Mewaspadai Penjualan Aset BUMN," di Jakarta, Ahad 24 November 2013.

Menurut dia, jika saham Mitratel sampai dijual hingga 49 persen maka perusahaan tersebut akan beroperasi layaknya perusahaan swasta yang tidak mendahulukan kepentingan publik.

Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi PKS, Arif Minardi, mendukung penghentian rencana penjualan Mitratel tersebut. Menurut dia, penjualan Mitratel jangan sampai lolos dari perhatian eksekutif dan legislatif. Hal ini merujuk pada aturan bahwa rencana penjualan aset yang bernilai di atas Rp 200 miliar harus dilakukan dengan persetujuan DPR.

"Jangan sampai ada pemakluman bahwa hanya pemegang saham saja yang memutuskan. Mitratel ini jangan sampai dibiarkan begitu saja. Supaya tak jadi yurisprudensi dan mengaca pada kasus Telkomvision, menurut saya Mitratel ini harus dihentikan," katanya.

Arif juga mengatakan bahwa Telkom adalah perusahaan telekomunikasi dengan peringkat AAA yang sangat mudah mendapatkan pendanaan dari pasar finansial. Jadi alasan bahwa penjualan menara untuk memudahkan Mitratel mendapatkan pendanaan sangat tidak tepat. Justru ini akan mengurangi posisi tawar Telkom di masa depan.

"Selain itu, Mitratel sendiri adalah perusahaan yang sangat menguntungkan dengan margin laba bersih sekitar 20%, jauh lebih baik dari Telkom-nya sendiri. Mitratel juga memiliki captive market yang sangat besar, yaitu Telkom dan Telkomsel. Karena itu, rencana penjualan sebagian saham Mitratel harus dibatalkan," kata Arif.

No comments:

Post a Comment