nvestor domestik menyambut positif melonjaknya harga saham di bursa Wall Street, akhir pekan lalu. Respons ini menyusul pernyataan Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi, yang berjanji akan menyelamatkan euro.
Akhir pekan lalu indeks Dow Jones industri ditutup kembali melonjak 187,73 poin ke level 13.075,66. Indeks S&P 500 juga menguat 25,95 poin (1,91 persen) ke 1.385,97, serta indeks Nasdaq juga menguat 64,84 poin (2,24 persen) ke level 2.958,09.
Keyakinan itu ditambah pula oleh sentimen individu setelah terbitnya laporan keuangan emiten semester pertama tahun ini. Laporan keuangan itu bisa menjadi pemicu bagi para pemodal kembali memburu saham di bursa. Bila kondisi global masih positif, indeks lokal bisa melonjak lebih tinggi lagi.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia ditutup di level 4.084,212 atau naik 79,436 poin (1,98 persen) pada Jumat lalu. Maka dalam minggu kemarin indeks ditutup naik tipis 3 poin (0,07 persen) dari pekan sebelumnya.
Analis dari MNC Securities, Reza Nugraha, mengatakan minggu ini indeks berpeluang naik lagi dan bergerak dalam kisaran 4.100-4.180. “Banyaknya laporan keuangan emiten yang akan dirilis menjelang akhir bulan ini bisa menjadi motor pendorong bagi indeks untuk menembus level 4.100,” ujarnya.
Rilis laporan keuangan emiten akan mendominasi sentimen bursa domestik pada akhir bulan ini. Tumbuhnya ekonomi domestik di atas 6 persen akan menjadi patokan bahwa laba emiten juga mencatat pertumbuhan. Meskipun ada dampak dari krisis utang Eropa, tapi tidak terlalu besar, kecuali pasar ekspor yang tergerus akibat melambatnya permintaan global.
Kinerja emiten diperkirakan masih mencatat pertumbuhan pendapatan dan laba, menjadi daya tarik bagi investor untuk kembali memburu saham-saham unggulan yang berfundamental bagus. Saham seperti Bank BCA (BBCA), Bank Mandiri (BMRI), serta Unilever (UNVR) akan menjadi incaran investor.
No comments:
Post a Comment