Industri makanan di Indonesia terus mengalami pertumbuhan. Peluang ini terus dimanfaatkan oleh PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA).
Tiga Pilar mempunyai tiga bisnis utama, yakni makanan dasar dan pengolahan makanan (food manufacturing division), distribusi dan pengolahan beras (rice division), dan tandan buah segar (palm division).
Divisi food manufacturing berkontribusi sebesar 44,8% terhadap penjualan perseroan per kuartal pertama di 2012. Pertumbuhan produksi basic food sejak 2006 hingga 2011 telah mengalami pertumbuhan rata‐rata sekitar 6% per tahun dengan komposisi yakni dua pertiga dari total produksi adalah produksi mie kering sedangkan sisanya produksi bihun kering.
"Pada segmen consumer food, AISA membidik kalangan pelajar khususnya anak‐anak sekolah yang masih gemar membeli cemilan ringan," ujar tim riset e-Trading Securities, Senin (9/7).
Divisi rice per kuartal pertama 2012 berkontribusi sebesar 54% terhadap total penjualan. Dengan pesatnya pertumbuhan konsumsi beras di dunia yang mencapai sekitar 114 kg per kapita, maka AISA mulai melakukan ekpansi pada lini bisnis ini, tercatat AISA memiliki kapasitas penyimpanan total yaitu 44.000 ton dengan penggunaan teknologi pengering yang mampu menyimpan padi kering hingga 12 bulan.
"Target pencapaian pangsa pasar untuk beras untuk tahun 2012 sebesar 5%," tuturnya.
Untuk 2012, AISA akan menambah silo untuk penyimpanan beras di 2 pabrik utamanya sebanyak masing-masing 12 silo dengan kapasitas penyimpanan sebesar 2000 ton setiap silo. Dengan demikian, secara keseluruhan kedua pabrik AISA akan memiliki total kapasitas penyimpanan beras sebesar 92.000 ton.
AISA juga berencana membangun rice mill di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur yang akan dimulai konstruksinya pada Juni 2012 dan ditargetkan selesai pada kuartal pertama 2013. Rice mill yang akan dibangun tersebut akan dilengkapi dengan silo yang ditargetkan berjumlah 36 silo dengan kapasitas masing‐masing silo adalah 2.000 ton.
"Dalam jangka panjang, AISA menargetkan memiliki 18 rice mill untuk meraih market share produk beras hingga 5%," paparnya.
Meskipun margin dari divisi ini relatif kecil, AISA dapat mensiasatinya dengan melakukan penjualan produk yang berfokus pada pasar modern (modern market).
Sementara itu, Divisi palm oil berkontribusi sebesar 1,1% terhadap penjualan kuartal I-2012. Perseroan menargetkan tahun ini akan bertamabah lahan yang tertanam sebanyak 8000 hektar dan per kuartal III 2012, AISA memiliki pabrik refinary CPO.
Secara fundamental, harga wajar saham AISA masih dalam perhitungan kami (under review). Namun, secara teknikal, AISA berpeluang menuju level harga Rp720‐760 per saham dalam rentang 1 bulan mendatang.
"Hal ini tampak pada MACD histogram yang saat ini telah naik lebih tinggi dibandingkan dengan puncak MACD histogram sebelumnya," urainya.
Pada penutupan terakhir (5 Juli 2012) harga saham AISA telah berada diatas fractal pada sistem Bill Williams Alligator yang mengindikasikan harga saham AISA sedang berada dalam tren naik (uptrend).
No comments:
Post a Comment