Tujuh perusahaan Indonesia masuk dalam daftar Asia 200 Best Under A Billion versi majalah ekonomi Forbes. Tujuh perusahaan Indonesia yang berada di dalam daftar tersebut adalah: PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk, perusahaan percetakan dokumen niaga dan negara terintegrasi itu mencatat pendapatan US$ 56 juta, laba bersih US$ 9 juta, dan kapitalisasi pasar US$ 74 juta.
Perusahaan berikutnya adalah Consciencefood Holding Limited, yaitu perusahaan asal Indonesia yang berbasis di Singapura dan bergerak di bidang manufaktur dan penjualan mie instan. Perusahaan memiliki pendapatan US$ 82 juta, laba bersih US$ 14 juta, dan kapitalisasi pasar US$ 54 juta.
Berikutnya ada PT Harum Energy Tbk, perusahaan yang beraktivitas di Kalimantan Timur yang mencatatkan penjualan US$ 805 juta, laba bersih US$ 161 juta, dan kapitalisasi pasar US$ 1,6 miliar. Selanjutnya, PT Jaya Agra Wattie Tbk, dengan pendapatan US$ 71 juta, laba US$ 20 juta, dan nilai pasar US$ 150 juta.
Perusahaan Grup Salim, PT London Sumatera Indonesia Tbk, juga masuk dalam daftar Forbes yaitu dengan penjualan US$ 517 juta, laba US$ 188 juta, dan kapitalisasi pasar US$ 2,112 miliar. Ada pula emiten properti PT Metropolitan Land Tbk yang memiliki pendapatan US$ 60 juta, laba US$ 17 juta, dan nilai pasar US$ 345 juta. Terakhir, PT Resources Alam Indonesia dengan pendapatan US$ 235 juta, laba bersih US$ 50 juta, dan kapitalisasi pasar US$ 453 juta.
Analis bisnis, Reza Priyambada, menilai faktor utama yang mendukung ketujuh perusahaan itu masuk dalam daftar majalah Forbes, adalah kinerja yang baik. "Kalau kinerjanya baik, pasti akan mendukung berbagai aspek," ujarnya. Kinerja yang baik akan mendukung peningkatan pendapatan, laba bersih, dan situasi pasar yang kondusif.
Reza yakin banyak perusahaan lokal Indonesia yang bisa masuk di daftar Forbes tersebut. "Kalau regulasi dipermudah, akan banyak perusahaan yang melakukan ekspansi. Maka semakin banyak yang berpotensi menjadi seperti tujuh perusahaan tersebut," ujarnya pada Ahad, 29 Juli 2012.
Regulasi yang perlu diperbaiki sekarang, kata Reza adalah peraturan di bidang perizinan usaha dan fasilitas. "Selama ini rumitnya birokrasi sering menjadi hambatan untuk perusahaan dalam berekspansi," kata Reza.
Analis pasar modal, Steve Susanto, yakin sejumlah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti PT Telkom Tbk dan Perusahaan Listrik Negara (PLN) berpeluang masuk ke dalam daftar perusahaan terbaik Asia versi majalah ekonomi Forbes. "Saya melihat manajemen yang baik di BUMN sekarang, perusahaan-perusahaannya juga banyak yang bagus," ujarnya Ahad, 29 Juli 2012.
Dua perusahaan yang dia sebutkan –Telkom dan PLN-- menurutnya memiliki citra yang baik dan dapat mengikuti mekanisme pasar. "Mereka juga tidak lagi dibebani dengan target sosial," kata Steve.
Ia berharap ke depannya, semakin banyak perusahaan BUMN lainnya yang bisa bersaing di tingkat regional. "Tidak harus go public, yang penting ada peningkatan di manajemennya," ujar Steve.
Menurutnya, faktor keberhasilan perusahaan, selain manajemen yang baik adalah peningkatan aset dan jumlah profit.
No comments:
Post a Comment