Monday, July 9, 2012

Sektor Property Masih Menggairahkan Tumbuh 20 Persen Dan Belum Jenuh


Memasuki semester II - 2012, sektor properti tumbuh sampai 20 persen. Pertumbuhan paling tinggi terdapat pada sektor residensial baik untuk pasar rumah landed atau tapak juga pasar apartemen.
Demikian disampaikan Ketua Badan Pertimbangan Realestat Indonesia (REI), Teguh Satria ketika ditemui dalam ajang penghargaan Property and Bank Awards 2012 di Jakarta, Jumat (6/7/2012) malam. Ia mengaku optimis pertumbuhan properti meningkat pada semester II - 2012 dibandingkan semester yang sama pada tahun 2011.
"Pertumbuhan tinggi di pasar residensial karena kebutuhannya cukup besar. Tidak hanya masyarakat yang membutuhkan rumah, tetapi banyak karyawan perusahaan asing membutuhkan apartemen untuk tinggal," katanya.
Teguh mengatakan pertumbuhan sektor properti akan tetap membaik meskipun mendapat imbas penundaan pembelian akibat peraturan Loan to Value (LTV), yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI). Menurutnya, aturan ini tidak cukup signifikan pengaruhnya terhadap bisnis properti.
"Sektor properti tumbuh sampai 40 persen pada tahun 2011. Pencapaian ini membuat BI khawatir dan mengeluarkan aturan tersebut. Tapi, sebenarnya tidak perlu khawatir mengingat kebutuhan kita sangat banyak," ujar Teguh.
Pada kesempatan tersebut, Ketua Umum Realestat Indonesia (REI), Setyo Maharso juga optimis sektor properti pada semester II ini tumbuh dengan baik. Pasar residensial, lanjutnya, mencatatkan hasil cukup baik kecuali dari penyerapan rumah subsidi dengan KPR FLPP.
"Secara umum, pasar residensial tumbuh normal tidak ada masalah karena pasarnya kelas menengah yang sedang tumbuh. Hanya dari rumah subsidi saja, regulasinya menyandera kita semua. Sebagai contoh, PPN lewat Permenpera 7 dan 8 sudah dinaikkan tapi kenyataannya masih Rp 70 Juta juga jadinya tidak akan jalan juga. Menpera bilang akan mengusahakan ke Menkeu, ya kita tunggu saja,” ujarnya.
 Memasuki kuartal II 2012, pertumbuhan sektor properti di Indonesia masih menggiurkan. Hal ini dipengaruhi Produk Domestik Brutto (PDB) Indonesia yang lebih tinggi dibandingkan negara-negara Asia lainnya.
Presiden Direktur PT Ciputra Property Tbk (CTRP) Chandra Ciputra mengatakan, Indonesia diuntungkan dengan kondisi krisis perekonomian di Amerika dan Eropa saat ini.
"Sehingga, secara global orang-orang kaya ini menginvestasikan uangnya ke bidang properti di Asia. Uang masuk ke properti Indonesia sejak 2007," katanya di acara peluncuran Ciputra World 2 Jakarta, Kamis (31/5/2012).
Selain itu, kondisi menguntungkan lainnya bagi sektor properti saat ini adalah tingginya pertumbuhan PDB Indonesia ketimbang negara-negara Asia lainnya. Bahkan, kata Chandra, di beberapa negara tersebut tengah menerapkan beragam peraturan demi menekan tingginya harga properti.
Singapura, misalnya, pemerintahnya sibuk menurunkan harga akibat terlalu banyak pemain asing yang masuk. Negara lainnya, seperti Hongkong, mengalami hal serupa, sedangkan China sedang berkembang isu menurunkan harga akibat penggelembungan harga properti (bubble).
"Sementara kita akan dilirik karena harga properti kita dibanding negara lainnya adalah yang termurah, sehingga properti masih akan terus booming," ujarnya.
Sementara itu, menurut Director and Corporate Secretary PT Ciputra Property Tbk Artadinata Djangkar, penjualan proyek unit kondominium di Orchad Satrio, Ciputra World 2, saat ini telah terjual 80 % dari 349 unit.

No comments:

Post a Comment