Opsi merupakan sebuah transaksi di mana seseorang mempunyai hak atas pembelian opsi tersebut dan pihak lawannya mempunyai kewajiban atas transaksi tersebut. Opsi dikelompokkan dalam opsi call dan opsi put.
Opsi call adalah hak yang dimiliki untuk membeli aset pada harga tertentu. Hak tersebut hanya dieksekusi apabila harga aset di atas harga perjanjian. Apabila tidak, pembeli opsi call tidak mungkin akan melakukan pembelian aset tersebut karena harganya lebih murah beli pasar daripada melalui teman/pihak bertransaksi opsi.
Biasanya, manajer investasi atau investor yang pintar melakukan transaksi bila melihat pasar akan mengalami bullish dan tidak mempunyai kesempatan untuk masuk ke pasar dikarenakan portofolio sudah penuh. Opsi put adalah hak untuk menjual aset pada harga tertentu di mana harga saham terus mengalami pemerosotan. Artinya, pembeli opsi put menjual pada harga saham ”X” senilai Rp 2.000, padahal harganya sudah drop mencapai Rp 1.000.
Opsi call ini juga dipergunakan sejumlah pihak, terutama manajer investasi untuk melindungi saham dalam portofolionya. Pihak lawan investor yang melakukan transaksi dikenal sebagai writer dan biasanya memperoleh dana pada awal transaksi, tetapi mempunyai kewajiban besar pada akhir periode atau selama periode bila opsi tersebut dieksekusi karena menguntungkan pembeli opsi.
Kontrak opsi saham
Bursa Efek Indonesia telah memulai transaksi opsi yang dikenal dengan kontrak opsi saham (KOS). KOS belum sangat dikenal investor karena kebanyakan investor Indonesia melakukan transaksi opsi dengan sekuritas di luar negeri.
KOS diciptakan untuk mereka yang tak mempunyai kesempatan membeli langsung asetnya dikarenakan terlalu likuid. Bukan KOS membuat transaksi saham menjadi likuid seperti yang sering didengar investor selama ini. Adapun saham yang menjadi saham KOS masih terbatas , misalkan saham-saham besar yang terdaftar pada saham Indeks LQ45.
Bermain opsi call dan put merupakan transaksi di mana pembeli harus membayar senilai tertentu agar pihak lain mau melakukan transaksi opsi dan biasanya dikenal premium.
Besarnya premium
sekitar 2 persen sampai dengan maksimum 10 persen dari harga aset yang sedang dibuat derivatifnya (opsi). Bila nilai mencapai maksimum, kemungkinan besar persoalan likuiditas aset underlying. Oleh karenanya, premium yang dibayarkan pembeli opsi merupakan biaya dan tak mungkin kembali, terkecuali apa yang telah direncanakan menjadi kenyataan.
Misalkan, untuk membeli sebuah TLKM dengan harga strike senilai Rp 8.650, investor pembeli KOS membayar senilai Rp 200 per saham. Apabila harga saham naik menjadi Rp 9.500, investor hanya membayar Rp 8.650, tetapi harus membayar dulu senilai Rp 200, per saham. Apabila harga saham drop di bawah Rp 8.650, investor akan kehilangan dana sebesar Rp 200, per saham. Artinya, nilai Rp 200 dianggap sebagai biaya bagi investor tersebut.
Arah pasar
Dalam bermain KOS, investor harus memahami atau bisa meramalkan arah pasar. Apakah akan mengalami bullish atau berarish atau fluktuasi pada harga sekarang atau pada harga tertentu saja, misalkan pada Indeks Harga Saham Gabungan level 3.000.
Jika arah pasar akan mengalami bullish, investor bisa mempergunakan transaksi opsi call. Arah pasar yang bullish sebenarnya bisa diperhatikan dari berita. Situasi tingkat bunga yang sedang berlaku dan arah tingkat bunga bisa memberikan arah pergerakan pasar saham ke depan. Bila tidak ada persoalan yang mendasar dan tingkat bunga akan mengalami kenaikan, arah pasar saham akan mengalami penurunan. Bila arah pasar mengalami penurunan, investor cukup baik membeli opsi put atau menulis opsi call.
Sebaliknya, jika arah tingkat bunga turun, arah pasar saham akan naik sehingga opsi call dan menulis put untuk saham sangat wajar dilakukan. Jika situasi pasar tidak berubah, investor akan melakukan tindakan tertentu, misalkan portofolio opsi dan biasanya menggunakan strategi straddle, yaitu Butterfly.
Selanjutnya, investor harus menentukan periode opsi yang akan dilaksanakan. Bila periode yang dipergunakan lebih panjang, maka biaya yang dibayarkan akan lebih mahal dan transaksi opsinya lebih pendek. Periode opsi yang dibeli masih tergantung kepada estimasi arah pasar saham di masa mendatang. Bila arah pasar dalam jangka waktu diketahui pasti, investor bisa menambahkan periodenya agar lebih leluasa melakukan transaksi. Bila kenaikan pasar diyakini dan diestimasi dalam dua bulan ke depan, maka periode investasi opsi bisa dilakukan dengan periode tiga bulan. Artinya, investor harus memanjangkan sedikit periodenya agar bisa mendapatkan keuntungan.
Investor tidak bisa hanya melakukan satu arah transaksi saja. Investor harus mempunyai berbagai transaksi agar bisa memberikan keuntungan. Investor tidak bisa hanya membeli opsi call atau opsi put saja. Apabila investor hanya melakukan transaksi membeli, maka dana yang dimiliki investor harus keluar. Namun, investor harus melakukan transaksi penulisan opsi tersebut agar dana masuk.
Apabila keinginan atau tujuan utama supaya mendapatkan dana untuk kehidupan, transaksi menulis (menjual) opsi harus lebih besar dari membeli opsi. Berbagai portofolio opsi akan bisa memberikan keuntungan kepada investor. Misalkan, transaksi opsi menjual senilai Rp 225 per saham dan transaksi opsi membeli senilai Rp 200 per saham sehingga investor mengalami keuntungan.
opsi beli nya dimana yang aman?
ReplyDelete