”Usul pemerintah terkait pertumbuhan ekonomi dan inflasi serta sasaran Bank Indonesia atas inflasi dan suku bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia) menunjukkan tak ada kemajuan,” kata Wakil Ketua Komisi XI DPR Harry Azhar Azis di Jakarta, Rabu (1/9), dalam Rapat Kerja Komisi XI DPR dengan Menteri Keuangan Agus Martowardojo, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida S Alisjahbana, dan Gubernur BI Darmin Nasution.
Anggota Komisi XI DPR dari Fraksi Partai Demokrat, Andi Timo Pangerang, menyatakan, pertumbuhan ekonomi tahun 2011 seharusnya bisa lebih tinggi dari 6,3 persen. Alasannya, karena ada kenaikan anggaran belanja modal yang signifikan dalam Rancangan APBN 2011. Belanja modal mencapai Rp 121,7 triliun.
Setiap tambahan anggaran belanja modal Rp 20 triliun, ekonomi akan tumbuh 0,1 persen. RAPBN 2011 mencatat kenaikan pendapatan negara sekitar Rp 94 triliun. ”Dengan tambahan pendapatan, seharusnya ada ruang untuk pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dari 6,3 persen. Kalau tahun 2010, perekonomian tumbuh 6 persen dan tahun 2011 naik menjadi 6,3 persen, berarti hanya naik 0,3 persen, cukup dengan tambahan dana Rp 60 triliun,” kata Timo.
Menurut Gubernur BI Darmin Nasution, pertumbuhan ekonomi 2011 ada di kisaran 6-6,5 persen. Namun, untuk mencapai batas atas, ada tantangan berat, antara lain, perlambatan ekonomi AS, Jepang, China, dan Eropa.
Kondisi itu akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi domestik 2011. Perekonomian Indonesia masih bertumpu pada permintaan domestik. ”Kondisi itu akan memengaruhi prospek investasi ke depan. Atas dasar itu, kami menilai asumsi pertumbuhan ekonomi 2011 ada di level 6,3 persen,” kata Darmin.
No comments:
Post a Comment