Friday, September 24, 2010

Dana Investor Asing Masuk Bursa Secara Fantastis

Setelah turun selama empat hari berturut-turut, indeks harga saham dalam negeri kembali menguat tajam. Penguatan ini lagi-lagi dipicu aksi beli besar-besaran investor asing.

Ke depan, aksi beli investor asing ini diperkirakan akan semakin masif menyusul rencana bank sentral AS, The Fed, untuk menggelontorkan dana miliaran dollar AS. Dana sebesar itu akan disalurkan ke sektor finansial untuk kembali menstimulus perekonomian AS

Pada perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jumat (24/9), Indeks Harga Saham Gabungan menguat 60,4 poin atau 1,81 persen ke level 3.397. Indeks LQ45 naik 1,98 persen menjadi 639 dan Indeks Kompas100 melonjak 1,92 persen ke level 805.

Posisi ketiga indeks ini merupakan rekor level tertinggi. Sebelumnya, ketiga indeks harga saham di BEI ini terus merosot sebesar 1,3-1,5 persen.

Kemarin, tercatat pembelian bersih investor asing sebesar Rp 555 miliar. Sebelum libur dan beberapa hari setelah libur Lebaran, investor asing juga melakukan aksi beli saham di BEI secara besar-besaran. Nilai pembelian asing saat itu bahkan mencapai lebih dari Rp 2 triliun.

Pengamat pasar modal Felix Sindunatha mengatakan, ke depan pasar modal global kemungkinan besar akan dibanjiri oleh aliran dana baru menyusul keluarnya kebijakan The Fed untuk kembali menggelontorkan dana miliaran dollar AS. Dana yang akan dialirkan ke sektor finansial AS itu dipastikan akan merembes ke pasar modal sejumlah negara, termasuk ke pasar modal Indonesia yang menjadi salah satu tujuan investasi utama dunia saat ini karena memberikan tingkat imbal hasil cukup tinggi.

Namun, di sisi lain, ujar Felix, kebijakan The Fed itu mengindikasikan bahwa pemulihan ekonomi AS pascakrisis 2008 masih belum sesuai ekspektasi. ”Data-data perekonomian AS sebenarnya menunjukkan perbaikan, tetapi masih belum sesuai dengan harapan. Sektor manufaktur, perumahan, dan tenaga kerja belum stabil,” katanya.

Dengan demikian, kata Felix, kebijakan The Fed ini seperti dua sisi mata uang yang bisa dilihat oleh sebagian investor sebagai sinyal positif, tetapi dilihat oleh investor lainnya sebagai sinyal negatif.

Sementara Kepala Riset Recapital Securities Pardomuan Sihombing mengatakan, kebijakan The Fed untuk kembali menggelontorkan dana miliaran dollar AS ke sektor finansial tidak akan efektif jika tidak diimbangi dengan kebijakan fiskal negara setempat, seperti pengurangan pajak

No comments:

Post a Comment