Wednesday, September 22, 2010

China Minta Tambahan Pasokan Rumput Laut

China meminta tambahan impor rumput laut jenis cotonii kering dari Indonesia. Saat ini, 35-40 persen kebutuhan rumput laut China dipasok oleh Indonesia.

Permintaan tersebut, kata Direktur Pemasaran Luar Negeri Kementerian Kelautan dan Perikanan Saut Hutagalung, Rabu (22/9) di Jakarta, disampaikan dalam pertemuan pengusaha rumput laut China-Indonesia di Shanghai, China, Selasa.

Dari 60.000- 70.000 ton rumput laut yang diimpor China per tahun, 40 persen dari Indonesia.

”Importir China masih memerlukan lebih banyak rumput laut jenis cotonii,” kata Saut.

Hampir 50 persen ekspor rumput laut Indonesia ditujukan ke China. Selama semester I-2010, Indonesia mengekspor 27.000 ton rumput laut ke China, dengan nilai 27 juta dollar AS. Total ekspor rumput laut Indonesia 52.000 ton, nilainya 65 juta dollar AS.

Tahun 2009, ekspor rumput laut Indonesia ke China adalah 51.000 ton senilai Rp 39 juta. Sementara total ekspor rumput laut Indonesia adalah 96.000 ton senilai 98 juta dollar AS

Indonesia dan China berencana membentuk Seaweed Service Center (Pusat Layanan Rumput Laut).

Tantangan

Meski bea masuk semua produk rumput laut kini menjadi 0 persen sejak diberlakukannya kesepakatan perdagangan bebas ASEAN-China, masih ada kendala untuk ekspor rumput laut ke China.

Pemerintah China, kata Saut, memberlakukan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 17 persen terhadap produk impor rumput laut. Hal ini memberatkan eksportir rumput laut.

Kementerian Kelautan dan Perikanan, kata Saut, telah

membahas masalah ini dengan Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI), komisi rumput laut, dan pengusaha rumput laut pada awal September 2010. Namun, belum ada penyelesaian.

Selain itu, kualitas rumput laut Indonesia acapkali dinilai tidak sesuai dengan standar teknis. Ini karena rumput laut dipanen secara dini.

Tantangan Indonesia, kata Saut, adalah mengembangkan industri pengolahan rumput laut di dalam negeri. Dengan demikian, Indonesia akan mengekspor rumput laut dalam bentuk produk olahan, yang nilai tambahnya lebih tinggi.

No comments:

Post a Comment