Menurut Vice President Komunikasi Korporat PT Pertamina Mochamad Harun, Sabtu (4/9) di Jakarta, pemeliharaan di kilang Cilacap itu dilakukan di sejumlah unit, yakni unit Utilitties, Fuel Oil Complex (FOC) II, dan Paraxylene. Adapun unit FOC I mengalami pemeliharaan pada 2008 sehingga pada jadwal turn around bulan lalu FOC I tetap beroperasi dan memasok BBM.
Sesuai jadwal yang ditetapkan, pemeliharaan rutin yang direncanakan berlangsung selama sekitar 30 hari ini dimulai 1 Juli hingga 31 Juli 2010. ”Saat ini semua unit yang mengalami pemeliharaan sudah kembali beroperasi,” kata Harun.
Kilang berkapasitas pengolahan minyak 248.000 barrel per hari itu merupakan kilang penghasil BBM terbesar di Indonesia. Kilang ini adalah satu dari enam unit kilang Pertamina yang strategis karena memasok 34 persen kebutuhan BBM nasional atau 60 persen BBM di Jawa.
Kilang ini juga satu-satunya kilang yang memproduksi aspal dan minyak dasar untuk pembangunan infrastruktur.
Di tempat terpisah, Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina Djaelani Sutomo menyatakan, pada puncak arus mudik, kebutuhan premium naik 52 persen. Saat normal, kebutuhan harian premium 63.500 kiloliter, sedangkan pada arus mudik menjadi 96.000 kl per hari.
Sementara permintaan solar transportasi bertambah dari 33.000 kl menjadi 35.000 kl.
Demi mengamankan kebutuhan saat Lebaran, pihaknya menjaga ketersediaan BBM di level 3,2 juta kl, terdiri atas premium 1,3 juta kl atau 17 hari, minyak tanah 400.000 kl atau 45 hari, dan solar 1,5 juta kl atau 19 hari. ”Kami mengantisipasi peningkatan kebutuhan premium pada puncak arus mudik,” kata dia.
Untuk penerbangan, penjualan avtur selama Lebaran diperkirakan naik rata-rata penjualan 9.000 kl per hari atau 17,46 persen dari 15 hari pertama Ramadhan. Selama arus mudik dan arus balik, stok avtur dijaga pada kisaran 250.000 kl atau cukup untuk konsumsi 27 hari.
No comments:
Post a Comment