Monday, September 20, 2010

Menteri Pertanian Suswono Izinkan Import Beras

Menteri Pertanian Suswono memberi sinyal bakal memberikan rekomendasi impor beras untuk memperkuat stok nasional. Impor bukanlah bentuk kegagalan Kementerian Pertanian, tetapi sebagai bentuk kewaspadaan mengingat pangan soal penting.

Hal itu diungkapkan Suswono, di Jakarta, Senin (20/9). ”Saya tidak menganggap impor beras sebagai bentuk kegagalan. Bagaimanapun pangan merupakan masalah sangat penting dan warga Indonesia sudah telanjur bergantung pada beras,” katanya.

Oleh karena itu harus ada jaminan ketersediaan beras bagi masyarakat. Tahun 2010, kata Suswono, produksi beras bagus. Angka ramalan II Badan Pusat Statistik memperkirakan produksi padi sebanyak 65,15 juta ton gabah kering giling dan surplus produksi beras sampai akhir tahun sebanyak 5,6 juta ton.

Produksi beras bagus karena sepanjang tahun 2010 terjadi hujan. Karena itu, petani lebih memilih menanam padi daripada menanam jenis tanaman palawija.

”Hujan tahun ini terus ada karena fenomena iklim La Nina, bukan tidak mungkin tahun 2011 gantian El Nino (kemarau berkepanjangan),” katanya.

Mentan menyatakan, baru-baru ini pihaknya mendapat surat dari badan dunia PBB yang mengurusi pangan dan pertanian (FAO) terkait persoalan pangan yang akan menjadi ancaman. Untuk itu, Indonesia perlu memperkuat stok pangan nasional karena China pun akan mengimpor 1 juta ton beras.

Diperkirakan negara-negara lain akan banyak melakukan hal serupa dan dampaknya stok beras di pasar dunia bisa menipis. ”Mumpung masih ada beras di pasar, Indonesia juga bisa mengimpor beras dari Thailand. Apalagi Indonesia masih memiliki kerja sama dengan Thailand untuk kapan saja mendatangkan beras bila sewaktu-waktu membutuhkan,” katanya.

Menurut Mentan, kalau saja stok beras nasional di Perum Bulog besar, impor tidak diperlukan. Kenyataannya, stok hanya ada 1,4 juta ton dan tahun depan iklim belum bisa diprediksi.

Peluang Perum Bulog untuk membeli beras sebanyak-banyaknya hanya ada pada bulan Maret-April 2010 saat panen raya karena harga beras banyak yang berada di bawah harga pembelian pemerintah (HPP). Namun, itu tidak dilakukan karena alasan kualitas.

Kondisi sekarang sulit bagi Bulog untuk membeli beras karena harga beras di pasar rata-rata di atas HPP.

Kalaupun bisa, harus ada kebijakan baru yang memungkinkan Bulog bisa membeli beras di luar HPP atau pemerintah menentukan HPP ganda, berbasis kualitas.

”Namun, membuat kebijakan baru juga perlu waktu, sedangkan kebutuhan mendesak. Karena itu, impor beras tidak menjadi masalah sepanjang untuk memperkuat stok nasional,” katanya.

Ubah pola tanam

Terkait produksi, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Gatot Irianto mengatakan, tahun ini penanaman padi berlangsung sepanjang tahun. Ini karena hujan terus terjadi sehingga ketersediaan air memadai. Lahan-lahan kering yang semula ditanami palawija sekarang ditanami padi.

”Produksi padi bagus karena luas tanam meningkat, tetapi produksi palawija seperti jagung, kedelai, kacang tanah, dan kacang hijau bermasalah karena terjadi trade off lahan,” ujar Gatot.

Karena padi ditanam sepanjang tahun, serangan organisme pengganggu tanaman, seperti hama wereng, kresek, dan tikus, terjadi. Itu karena pakan bagi organisme pengganggu tanaman terus tersedia, dan tidak ada pemutusan siklus hama-penyakit.

Khusus daerah endemi wereng batang coklat, Gatot menyarankan kepada petani agar melakukan perubahan pola tanam. Misalnya, dengan mengganti varietas padi dengan Inpari 13 yang lebih tahan serangan wereng, atau mengganti komoditas. Ini dilakukan untuk memutus siklus hama.

Daerah endemi wereng meliputi wilayah Klaten dan sebagian Boyolali (Jawa Tengah), Subang dan sebagian Karawang (Jawa Barat), serta Banyuwangi dan Jember (Jawa Timur).

No comments:

Post a Comment