Sunday, September 5, 2010

Stok Beras Bulog Sebesar 1,5 Juta Ton

Perum Bulog mengupayakan pemenuhan stok beras nasional sebesar 1,5 juta ton pada akhir tahun 2010. Strategi yang akan dilakukan dengan pengoptimalan pembelian beras sesuai harga pembelian pemerintah dan melalui jalur komersial.

”Tentu saja upaya ini harus diimbangi dengan peningkatan produksi padi 2010 sebesar 3 persen atau 1,83 persen lebih tinggi dari perkiraan produksi, mengacu angka ramalan II Badan Pusat Statistik,” kata Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso, Minggu (5/9) di Jakarta.

Menurut Sutarto, kinerja Bulog adalah cerminan dari realitas produksi. Kalau produksi beras bagus, pembelian beras Bulog juga bakal bagus. Namun, kalau produksi kurang optimal, penyerapan beras Bulog juga akan menemui berbagai kendala.

Pada musim panen raya padi tahun 2010, kualitas padi rusak karena curah hujan tinggi. Proses pengisian bulir padi terganggu. Petani juga kesulitan mengeringkan gabah. Akibatnya, kualitas beras kurang bagus dan tidak bisa diserap Bulog mengacu harga pembelian pemerintah.

Harapannya saat musim kemarau produksi padi akan lebih bagus karena kemarau berlangsung basah. Namun, serangan hama penyakit menyerang dan merusak 390.000 tanaman padi sehingga menurunkan produktivitas. ”Dibandingkan dengan tahun lalu, panen musim kemarau kali ini masih kalah bagus,” katanya.

Tak lupa Sutarto mengingatkan, musim hujan yang terus terjadi pada saat kemarau meningkatkan produksi beras di daerah kemarau. Namun, di daerah rawa lebak, seperti di Sumatera Selatan dan Kalimantan Selatan, tidak bisa menanam.

”Indikasinya pasokan beras ke Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, bagus, tetapi dalam kondisi yang sama perdagangan beras antarpulau juga meningkat. Beras dari Jawa mengalir deras ke luar Jawa,” katanya.

Meski begitu, Bulog akan tetap mengupayakan semaksimal mungkin pembelian beras agar pada akhir tahun nanti stok beras Bulog bisa 1,5 juta ton.

Saat ini stok beras Bulog hanya 1,4 juta ton, cukup untuk kebutuhan raskin hingga 5-6 bulan ke depan. Jadi, sisa beras untuk akhir tahun kurang dari 1,5 juta ton karena terpotong raskin. Sementara total pengadaan beras Bulog hingga saat ini sekitar 1,8 juta ton.

”Berbagai upaya sudah kami lakukan dalam pengadaan beras, termasuk melalui pemberian insentif. Bulog juga sudah mulai mengadakan beras sejak Februari 2010. Unit usaha komersial juga bergerak lebih bagus daripada tahun lalu. Kalau Bulog terlalu agresif, justru bisa membuat harga beras di pasar terpancing untuk terus naik,” katanya.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Suswono di Institut Pertanian Bogor meminta manajemen Bulog kreatif dalam menjalankan kinerja korporasinya. Ini perlu agar lembaga stabilisasi pangan nasional itu mampu berdaya saing. Menurut Suswono, pengadaan beras oleh Bulog idealnya di atas 2 juta, syukur bisa 3 juta ton, sehingga tidak akan ada lagi spekulasi

No comments:

Post a Comment