Kemitraan itu, disebutkan Presiden, menjadi strategi kunci yang meloloskan Indonesia dari gelombang krisis finansial 2008-2009.
Di sisi lain, dunia usaha pun mengharapkan dukungan konkret pemerintah untuk meningkatkan daya saing.
Presiden Yudhoyono menyampaikan hal itu dalam sambutannya pada acara buka puasa bersama Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Jakarta, Jumat (3/9). ”Pemerintah menyadari pentingnya dunia usaha. Kebijakan kami juga mempertimbangkan apa yang baik untuk dunia usaha,” ujar Presiden.
Diakui Presiden, perekonomian hanya akan tumbuh baik jika terbangun kolaborasi, kemitraan, dan kerja sama yang baik antara pemerintah dan dunia usaha.
Pengalaman krisis ekonomi tahun 1997-1998 yang memukul perekonomian, disebutkan Presiden, antara lain karena pemerintah dan dunia usaha menempuh jalan sendiri-sendiri sehingga persoalan tidak dipecahkan bersama.
Sebaliknya, saat menghadapi krisis finansial global tahun 2008- 2009, Indonesia berhasil lolos karena kemitraan yang baik antara pemerintah dan dunia usaha.
Presiden mengatakan, pemerintah telah membentuk Komisi Ekonomi Nasional (KEN) yang, antara lain, mengakomodasi representasi Kadin di dalamnya.
”Saya berharap melalui representasi yang baik di KEN, Kadin dapat menyampaikan pandangan, pikiran, dan rekomendasinya,” ujarnya.
Pada 24 September mendatang, Presiden diagendakan membuka Musyawarah Nasional Kadin.
Pada kesempatan itu, Presiden meminta beragam isu perekonomian dibahas bersama oleh Kadin dengan sejumlah menteri.
Sementara itu, harapan dunia usaha kepada pemerintah disampaikan pejabat sementara Ketua Umum Kadin Adi Putra Tahir. Adi menegaskan, dukungan pemerintah, sekecil apa pun, tetap akan sangat bermanfaat untuk mendorong dunia usaha meningkatkan daya saing.
Disebutkan Adi, perekonomian Indonesia saat ini tumbuh dengan kondisi makroekonomi yang cukup kondusif.
Namun, terdapat kelemahan pada beberapa sektor industri yang justru berpotensi menjadi kekuatan ekonomi, antara lain sektor pertanian.
Terkait hal itu, Adi menyarankan, pemerintah memfokuskan pembangunan industri pada sektor-sektor dengan sumber daya berlimpah, seperti pertanian, tekstil, sepatu, dan pariwisata. Perbaikan kebijakan fiskal juga amat diperlukan
No comments:
Post a Comment