Ketentuan tersebut ditetapkan dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 26 Tahun 2010 tentang Mekanisme Formulasi Perhitungan dan Penetapan Tarif Batas Atas Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Niaga Berjadwal Dalam Negeri.
Enam maskapai yang masuk kelompok penerbangan berbiaya rendah (low cost carrier) adalah Lion Air, Wings Air, Indonesia AirAsia, Dirgantara Air Service, Travia Air, dan Mandala Airlines.
”Keputusan Menteri Nomor 26 telah diputuskan pada April 2010, tetapi maskapai-maskapai baru pada minggu lalu menetapkan pilihannya secara lengkap,” kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Herry Bhakti, Sabtu (31/7) di Bandung, dalam ”Lokakarya Transportasi Mudik”, yang diselenggarakan Forum Wartawan Kementerian Perhubungan.
Keputusan Menteri Perhubungan No 26/2010 menegaskan, maskapai yang berada dalam kelompok layanan full service (pelayanan penuh) boleh menetapkan tarif 100 persen dari tarif jarak maksimum. Adapun kelompok medium service 90 persen dari tarif jarak maksimum, dan no frill service atau berbiaya rendah 85 persen dari tarif jarak maksimum.
Untuk penerbangan Jakarta- Yogyakarta (509 kilometer), misalnya, Garuda yang masuk dalam penerbangan full service boleh menetapkan tarif kelas ekonomi Rp 967.000, sedangkan Mandala Air dan AirAsia tiket termahal yang boleh dijual seharga Rp 821.950. Untuk kelas bisnis, harga ditetapkan sesuai mekanisme pasar.
Untuk penerbangan dalam negeri, hanya Garuda Indonesia yang masuk dalam kelompok full service.
Di kelompok medium service, ada Merpati Nusantara Air, Batavia Air, Sriwijaya Air, Kartika Air, Kalstar Aviation, Trigana Air Service, Riau Air, Indonesia Air Transport, dan Express Air.
Menurut Audrey Progastama Petriny, Corporate Communications Manager Indonesia AirAsia, Grup AirAsia memang memilih jalur penerbangan berbiaya rendah. ”AirAsia, Thai AirAsia, ataupun Indonesia AirAsia memang diarahkan sebagai maskapai berbiaya rendah,” katanya.
AirAsia X sebagai maskapai penerbangan jarak jauh, yaitu Kuala Lumpur-London, sebenarnya diposisikan sebagai maskapai berbiaya rendah. Namun, dengan alasan kenyamanan, untuk penerbangan jarak jauh juga dijual kursi kelas premium.
Adapun Corporate Communications Mandala Air Chrysanthi Tarigan menyatakan, Mandala memang memilih layanan no frill. ”Setelah pembukaan rute baru, termasuk rute ke regional, seperti Makau dan Hongkong, manajemen memutuskan Mandala Air masuk dalam kelompok no frill,” katanya
No comments:
Post a Comment