Tuesday, August 31, 2010

Soal Beras Pemerintah Belum Solid Tentukan Sikap dan Kebijakan

Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, dan Perum Bulog harus mau duduk bersama membangun komunikasi yang intensif soal perberasan nasional. Soliditas pemerintah akan menghasilkan data riil lapangan yang memudahkan menyusun antisipasi masalah.

Demikian disampaikan Ketua Dewan Pimpinan Daerah Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia DKI Jakarta Nellys Soekidi di Jakarta, Selasa (31/8).

”Sekarang bukan saatnya menuduh pedagang berspekulasi. Ini pasar sempurna dengan persaingan tinggi, untuk apa pedagang menimbun stok saat harga sedang tinggi,” ujar Nellys, yang juga pengusaha beras di Pasar Induk Beras Cipinang.

Harga beras nasional saat ini jauh lebih tinggi daripada pasar internasional. Harga beras medium IR 64-II kini Rp 6.220 per kilogram, jauh di atas harga beras Vietnam yang Rp 5.000 per kilogram franko Jakarta. Sementara harga beras medium patokan pemerintah adalah Rp 5.060 (bukan Rp 4.500)per kg.

Menurut Nellys, pemerintah sebenarnya dapat mengantisipasi kenaikan harga beras. Pemerintah daerah sudah melapor sejak awal serangan hama wereng yang membuat petani gagal panen.

Walau kondisi tersebut belum mencapai skala nasional, pemerintah seharusnya segera bertindak. Bantuan benih atau pupuk langsung kepada petani tentu dapat menenangkan publik sehingga kekhawatiran gagal panen tidak semakin parah.

”Pedagang ini hanya perantara. Petani menjual murah, pedagang pasti akan menjual murah. Kalau pasang harga terlalu tinggi, konsumen pasti pindah ke toko lain,” ujar Nellys.

Libur Lebaran yang mulai berlangsung diharapkan dapat menurunkan harga beras bertahap. Pedagang beras mulai H-7 sampai H+7 hanya menerima pasokan yang sudah telanjur dikirim dan bersiap libur Lebaran.

Cadangan Bulog

Menteri Badan Usaha Milik Negara Mustafa Abubakar di Jakarta, Selasa, menegaskan, panen raya yang diperkirakan di Sulawesi Selatan pada September 2010 menjadi andalan pemerintah untuk memenuhi semua target cadangan beras Bulog.

Ia mengatakan, panen raya yang dipusatkan di Wajo ini diharapkan akan menutup sisa pengadaan beras Bulog yang saat ini tinggal 45 persen dari target pengadaan beras pemerintah. Stok Bulog saat ini 1,4 juta ton

Mustafa dijadwalkan akan melihat langsung ke Wajo akhir pekan ini. Jika produksi padi mencukupi, pemerintah tidak akan mengimpor beras hingga sisa tahun ini.

Mustafa menegaskan, Bulog diharuskan kreatif sehingga target pengadaan beras bisa dicapai tanpa harus menambah anggaran pengadaannya. Salah satu caranya adalah memasukkan ongkos pengadaan dan pengangkutan beras (dari panen raya di Wajo ke gudang Bulog di Makassar) ke dalam komponen harga pembelian. Jadi, Bulog tetap bisa membeli beras tanpa harus melanggar ketentuan harga pembelian pemerintah.

Juru Bicara Kementerian Pertanian Syukur Iwantoro di Jakarta, menegaskan, pemerintah menyadari ketersediaan stok beras kian penting dalam menghadapi perubahan iklim. Untuk itu, pemerintah terus memperkuat cadangan beras dan stok pangan mandiri di masyarakat.

Ia mengatakan, masyarakat masih menyimpan stok gabah atau beras hasil panen untuk dipakai sesuai kebutuhan. Namun, dia tidak mengetahui persis volume stok masyarakat itu.

No comments:

Post a Comment