Peningkatan laba bersih Bank Permata ini dipicu naiknya pendapatan operasional sebesar 9 persen menjadi Rp 2 triliun. Pendapatan operasional itu terutama berasal dari pendapatan bunga dan pendapatan berbasis pembayaran (fee based income).
Sepanjang semester I-2010, pendapatan bunga bersih Bank Permata tumbuh 21 persen, menjadi Rp 1,582 triliun.
Direktur Utama Bank Permata David Fletcher, Rabu (25/8) di Jakarta, menjelaskan, Bank Permata senantiasa mengoptimalkan fungsi intermediasinya dalam perekonomian di Indonesia. Hal ini tecermin dari pertumbuhan kredit sebesar 19 persen, menjadi Rp 43,9 triliun.
Adapun dana pihak ketiga tumbuh 16 persen menjadi Rp 48,9 triliun. Giro dan tabungan naik masing-masing 33 persen dan 36 persen, menjadi Rp 11,5 triliun dan Rp 10,4 triliun. Deposito akhir semester I-2010 naik 4 persen menjadi Rp 27 triliun.
Dengan demikian komposisi dana murah membaik, yakni menjadi 45 persen, sementara pada periode yang sama 2009 hanya 39 persen.
Bank Permata juga mencatat perbaikan dalam hal kualitas kredit dan sistem manajemen risiko, yang tecermin dalam non performing loan (NPL) net. NPL pada semester I-2010 hanya 0,9 persen, padahal pada periode yang sama 2009 sebesar 2,5 persen. Adapun batas maksimal NPL yang ditetapkan Bank Indonesia 5 persen.
Struktur permodalan Bank Permata relatif kuat dengan ekuitas pemegang saham Rp 5,45 triliun pada periode Juni 2010. Ini meningkat 17 persen dibandingkan periode yang sama 2009.
Rasio kecukupan modal (CAR) naik 65 basis poin menjadi 13,9 persen. Ketentuan BI, CAR minimal 8 persen.
Menurut David, kinerja perseroan yang meningkat tajam menunjukkan kekuatan dari modal perbankan dan jaringan Bank Permata.
David mengatakan, hal itu mencerminkan komitmen perseroan untuk menjadi kekuatan perbankan yang mendukung perekonomian Indonesia. ”Kami akan senantiasa meningkatkan infrastruktur dan kemampuan kami secara sistematis untuk meraih kesempatan di dalam pasar perbankan Indonesia,” katanya.
No comments:
Post a Comment