Demikian paparan John G Rakocy, President Volvo Financial Services Region Asia/Pacific, dalam jumpa pers penandatanganan kesepakatan Volvo Financial Services (VFS) dan PT Orix Indonesia Finance (Orif) di Jakarta, Selasa (3/8). Kenro Seishima, President Director Orif, hadir dalam acara itu.
Rakocy mengatakan, VFS bermitra dengan Orif untuk membesarkan VFS di Indonesia. Orif dinilai mampu lebih atraktif.
Menurut Rakocy, Indonesia adalah negara yang kompetitif dalam bidang pembiayaan, baik melalui perusahaan pembiayaan maupun bank.
Seishima mengatakan, bermitra dengan VFS merupakan kesempatan baik yang tidak akan dilewatkan. ”Selain itu, Volvo adalah merek yang kuat,” kata Seishima.
Pada tahun 2009, VFS membukukan pembiayaan baru sebesar 4 miliar dollar AS. Jumlah keseluruhan pemanfaatan aset sebesar 14 miliar dollar AS. Di wilayah Asia, sekitar 52 persen pemanfaatan aset tahun 2010 ada di Jepang.
Di Indonesia, pembiayaan VFS meliputi Volvo CE (63 persen), truk Volvo (25 persen), dan truk Renault (12 persen). Secara umum, kendaraan tersebut digunakan dalam sektor industri, antara lain, pertambangan dan konstruksi.
”Kami harap ada peningkatan yang semakin baik nantinya. Pembiayaan kami berikan dalam dollar AS dan rupiah,” kata
Seishima menjelaskan, Orif memasang target pembiayaan baru Rp 3 triliun sepanjang tahun 2010. Hingga Juni, baru tercapai 25 persen dari target.
PT Orix adalah perusahaan pembiayaan yang berpusat di Jepang. Di Indonesia, PT Orif didirikan pada tahun 1975 melalui kepemilikan Orix Corporation (85 persen) dan Yayasan Kesejahteraan Karyawan Bank Indonesia (15 persen). Pada Desember 2009, Orif memiliki aset Rp 4,168 triliun dengan keuntungan bersih Rp 103 miliar.
Kenro memaparkan, dari keseluruhan pembiayaan Orif, sekitar 20 hingga 30 persen untuk pembiayaan kendaraan baru. Sisanya berupa pembiayaan
”Kendaraan baru ini berupa komersial dan penumpang,” ujar Kenro. Soal sumber dana, Kenro hanya menyebutkan berasal dari bank dan jaringan internasional Orix.
Adapun terkait aliansi dengan VFS, Orif akan bergerak dalam pembiayaan kendaraan yang diproduksi Volvo, yakni alat berat dan truk.
Mantan Ketua Asosiasi Pengusaha Batubara Indonesia Jeffrey Mulyono memaparkan, produksi batu bara di Indonesia terus meningkat. Pada tahun 2009, produksi sebesar 244 juta ton. Pada tahun 2025 diperkirakan, akan meningkat menjadi 421 juta ton.
Oleh karena itu, kebutuhan kendaraan berat pengangkut batu bara akan terus bertambah. ”Selama produksi terus naik, itu pasarnya untuk kendaraan berat,” kata Jeffrey menjelaskan
No comments:
Post a Comment