Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad di Jakarta, Jumat (20/8), mengemukakan, penurunan target produksi itu disebabkan penyakit udang belum bisa ditangani optimal.
Tahun 2008, produksi udang Indonesia mencapai 410.00 ton, tetapi merosot menjadi 350.000 ton pada tahun 2009 akibat serangan penyakit.
”Untuk kembali mencapai produksi 410.000 ton butuh waktu yang panjang. Diperlukan dukungan perbankan untuk permodalan agar petambak bisa bangkit lagi,” ujarnya.
Fadel mengakui, penyakit udang berlangsung di sejumlah sentra produksi, seperti Lampung, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Gangguan produksi turut memukul industri pengolahan dan memicu anjloknya ekspor udang hingga semester I-2010.
Meski produksi menurun, pemerintah hingga saat ini belum berniat membuka keran impor udang, seperti yang diusulkan sejumlah pelaku industri. Pembukaan impor udang dikhawatirkan memicu masalah daya saing produksi dalam negeri.
”Penyakit udang sampai saat ini masih menimbulkan masalah produksi. Tetapi, kami terus berupaya melakukan penanganan. Tak semudah itu impor (udang),” ujarnya.
Pemerintah akan memberikan bantuan benur vaname nusantara I, yang dinilai lebih tahan penyakit. Bantuan itu diberikan ke sentra-sentra produksi, seperti Makassar, Sumatera Utara, dan Jawa Timur.
Selain itu, mendorong riset dan produksi induk dan benih udang vaname Nusantara II sebagai pengembangan dari varietas vaname Nusantara I.
Secara terpisah, Dirjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Made L Nurdjana mengemukakan, pemerintah akan meresmikan rumah sakit ikan dan udang di Serang, Provinsi Banten
No comments:
Post a Comment