Menurut Direktur Utama PT Pertamina HE Dwi Martono, Selasa (3/8) di Jakarta, Pertamina menjajaki kemungkinan melaksanakan kegiatan operasi bersama atau membentuk konsorsium di sektor migas di sejumlah negara di Asia.
Pertamina HE melaksanakan kegiatan operasi bersama di sejumlah negara di Asia. Menurut Direktur Keuangan PT Pertamina HE Hamzairil, perseroan mengalokasikan biaya investasi untuk kerja sama operasi migas di Malaysia 90 juta dollar AS dan di Vietnam 15 juta dollar AS.
Blok SK-305 adalah ladang kerja sama yang ditandatangani 23 Juni 2003 antara Pertamina yang menguasai 30 persen saham, Petronas Carigali dari Malaysia (40 persen), dan Petrovietnam dari Vietnam (30 persen). Ketiga perusahaan membentuk kerja sama operasi bernama Petronas Carigali-Pertamina-Petrovietnam.
Konsorsium juga mengelola ladang migas di Vietnam dan Indonesia. Di Vietnam, Pertamina HE memiliki 10 persen saham dan di Blok Randu Gunting Indonesia menguasai 40 persen saham. Dalam konsorsium, Pertamina terlibat sejak eksplorasi hingga produksi.
Pada 24 Juni di Blok SK-305 lepas Pantai Sarawak, Malaysia, mengalir minyak pertama hasil produksi blok itu. ”Ini membuktikan Pertamina mampu mengelola ladang migas di daerah lepas pantai. Apalagi, saat ini blok migas yang ditawarkan umumnya di lepas pantai,” kata Dwi.
Sejauh ini, konsorsium itu melaksanakan eksplorasi di 19 sumur dengan rasio keberhasilan hampir 100 persen. Sejak hari pertama produksi, dua sumur pengembangan yang dibor mampu menghasilkan minyak 3.000 barrel per hari (BOPD).
Selanjutnya, catatan produksi pada 29 Juni 2010 menunjukkan peningkatan, yaitu produksi minyak 6.250 BOPD dan gas 8,3 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Skenario produksi minimal dari Blok SK-305 ditargetkan 12.000 BOPD dan 40 mmscfd. Puncak produksi minyak diharapkan tercapai tahun 2011.
No comments:
Post a Comment